KALTENGLIMA.COM - Sanksi yang diterapkan pada Curva Nord Inter oleh Otoritas Keamanan Publik, yaitu larangan membawa atribut, membuat koreografi, dan menggunakan sistem pengeras suara di dalam stadion, merupakan langkah yang cukup berbeda dari sanksi yang biasanya diberlakukan oleh Komdis PSSI atau otoritas terkait di Indonesia.
Di Indonesia, sanksi yang lebih umum diberlakukan adalah laga tanpa penonton atau penutupan tribun tertentu. Namun, sanksi semacam larangan membawa atribut dan melakukan kegiatan tertentu, seperti yang diterapkan pada Curva Nord Inter, belum banyak diadopsi.
Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam penanganan kasus-kasus kekerasan atau kerusuhan di dalam stadion antara Italia dan Indonesia. Di Indonesia, penanganan biasanya lebih difokuskan pada pembatasan akses penonton atau tribun tertentu untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
Baca Juga: Conte Beberkan Pernah Coba Rayu Van Dijk Gabung Chelsea
Namun, penerapan sanksi semacam larangan membawa atribut dan membuat koreografi juga bisa menjadi alternatif yang layak untuk diterapkan di Indonesia. Dengan cara ini, klub tetap dapat memperoleh pendapatan dari penjualan tiket dan para penggemar tetap bisa mendukung tim mereka di stadion, sementara tindakan kekerasan atau kerusuhan dapat ditekan.
Penerapan sanksi semacam itu tentu memerlukan pertimbangan yang matang dan prosedur yang jelas dari otoritas terkait, serta kesadaran dari semua pihak terkait, termasuk suporter dan klub, untuk memastikan keamanan dan ketertiban di dalam stadion.