KALTENGLIMA.COM - Jannik Sinner telah menggantikan Novak Djokovic sebagai peringkat No.1 ATP, menjadi petenis Italia pertama yang mencapai posisi puncak ini.
Petenis berusia 22 tahun ini mengawali tahun 2024 dengan peringkat empat dunia, namun performa luar biasa di awal tahun—termasuk kemenangan di Australian Open, ATP Masters 1000 di Miami, dan semifinal di Indian Wells, Monte-Carlo, serta Roland Garros—membawanya ke posisi teratas.
"Ini adalah hasil dari etos kerja yang luar biasa dan salah satu tujuan saya serta tim tahun ini," kata Sinner.
Baca Juga: Keoman Salahkan Barca Usai Frenkie de Jong Absen Bela Belanda di Euro 2024
Dia menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah terus berkembang sebagai pemain dan pribadi, serta dikelilingi oleh orang-orang hebat.
Ketua ATP Andrea Gaudenzi menyebut pencapaian Sinner sebagai bukti bahwa tenis adalah olahraga yang menantang, membutuhkan dedikasi, tekad, dan kepercayaan diri.
Sinner menjadi pemain ke-29 yang mencapai peringkat No.1 dalam lebih dari 50 tahun sejarah ATP. Gaudenzi juga menekankan bahwa, di usianya yang baru 22 tahun, perjalanan Sinner masih panjang dan menarik untuk diikuti.
Baca Juga: Euro 2024 Akan Digelar Pekan Depan, Lewandowski Justru Cedera
Sinner pertama kali masuk dalam Peringkat ATP pada 12 Februari 2018 saat berusia 16 tahun. Kurang dari dua tahun kemudian, ia menembus 100 besar dunia dan kemudian memenangi Final ATP Next Gen pada usia 18 tahun.
Selama setahun terakhir, Sinner mencatatkan kemenangan 15-4 melawan 10 lawan teratas, termasuk kemenangan atas Djokovic, Carlos Alcaraz, dan Daniil Medvedev.
Agustus lalu, Sinner belum pernah mengangkat trofi ATP Masters 1000 atau turnamen major, namun sejak itu ia meraih enam gelar, termasuk kemenangan di Toronto, Miami, dan Grand Slam di Melbourne Park. Sinner juga meraih gelar ATP 500 di Beijing, Wina, dan Rotterdam.
Baca Juga: Timas Indonesia vs Filipina: Prediksi Susunan Pemain, Calvin Verdonk Starter!
Salah satu momen puncaknya adalah di ATP Finals tahun lalu, di mana ia mencapai final sebelum kalah dari Djokovic. Setelah itu, ia membantu Italia meraih gelar Piala Davis untuk pertama kalinya sejak 1976.