KALTENGLIMA.COM - Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengklaim bahwa 99 persen orang puas dengan format baru Liga Champions yang diterapkan musim ini.
Ia menilai perubahan ini telah meningkatkan daya saing kompetisi dan membuat hasil pertandingan lebih sulit diprediksi.
Format baru Liga Champions menggantikan sistem delapan grup dengan fase liga yang melibatkan 36 tim.
Baca Juga: Galatasaray Bakal Pidanakan Jose Mourinho Atas Tindakan Rasis
Setiap tim menghadapi delapan lawan berbeda, dengan tujuan meningkatkan jumlah pertandingan antara klub-klub besar Eropa sejak awal kompetisi.
Fase liga kemudian diikuti oleh babak playoff bagi tim peringkat 9 hingga 24, sebelum masuk ke fase gugur utama.
Salah satu pertandingan terbesar musim ini adalah pertemuan antara Real Madrid dan Manchester City, yang mencetak rekor tayangan langsung di Prime Video Britania Raya dengan lebih dari empat juta pemirsa pada leg pertama.
Baca Juga: Legenda Tinju Indonesia Ellyas Pical Masuk Rumah Sakit, Sakit Apa?
Namun, format baru ini juga mendapat kritik, terutama terkait kesejahteraan pemain dan meningkatnya kesenjangan antara klub-klub elite Eropa dengan tim-tim di liga domestik.
Para penggemar dan pihak liga domestik khawatir perubahan ini akan merugikan kompetisi nasional mereka.
Selain perubahan format Liga Champions, UEFA juga menerapkan aturan biaya skuad (squad cost rule) sejak musim 2023/2024.
Baca Juga: Demi England 2025, Gregoria Mariska Menunda Bulan Madu
Aturan ini membatasi pengeluaran klub untuk transfer, gaji, dan biaya agen agar tidak melebihi pemasukan mereka.
Saat ini, batas pengeluaran ditetapkan pada 80 persen dari pendapatan klub, dan akan dikurangi menjadi 70 persen musim depan.