Pelatih Saintfiet asal Belgia mengatakan banyak pemain yang pingsan kekurangan oksigen.
Baca Juga: Polisi Ringkus Dua Orang yang Terlibat Penangkapan Saipul Jamil
Namun Tom Saintfiet tetap memuji pilot yang cepat ambil sikap kembali ke bandara asal sebelum lebih jauh penerbangan.
Pejabat bandara Gambia dan maskapai menerangkan ada terjadi problem tekanan udara di pesawat.
Awak pesawat menerangkan bahwa semula AC pesawat trobel dan dikatakan akan membaik jika usai lepas landas.
Baca Juga: 3 Amalan di Malam 1 Rajab yang Bisa Dikerjakan
Namun penjelasan itu keliru, udara tak kunjung masuk dan suasana di kabin makin panas.
“Banyak pemain dan tim pelatih yang lemas kekurangan oksigen, beberapa pemain bahkan tidak dapat dibangunkan,” jelasnya.
Penerbangan ini menjadi makin parah ketika penumpang merasakan sakit kepala.
Baca Juga: Malaysia Open 2024: Fajar/Rian Dihadang Wakil China, Wakil Indonesia Habis
Jika penerbangan dilanjutkan 30 menit lagi maka seluruh tim akan mati.
Kondisi makin fatal ketika masker oksigen yang seharusnya keluar malah macet.
Pilot kemudian menyadari akan ada situasi yang mematikan dan memilih putar balik. Diketahui, Air Cote d'Ivoire adalah pesawat resmi Afcon 2023.
Baca Juga: 600 Rumah di Braga Bandung Terendam Banjir, Ratusan Warga Harus Mengungsi
Tim Gambia hari Kamis sudah melakukan penerbangan kembali ke Pantai Gading.