Durov meninggalkan Rusia karena tidak mau tunduk pada perintah pemerintah manapun. Dia menegaskan bahwa klaim Telegram dikendalikan oleh Rusia adalah rumor palsu yang disebarkan oleh pesaing yang khawatir dengan pertumbuhan Telegram.
Durov menjelaskan bahwa dia lebih memilih kebebasan daripada harus tunduk pada perintah dari siapapun. Setelah mencoba pindah ke Amerika Serikat, dia menemukan bahwa birokrasi di sana terlalu rumit, dan dia bahkan pernah diserang di jalanan San Francisco oleh seseorang yang mencoba mencuri ponselnya.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, menurut Durov, adalah perhatian berlebih dari badan keamanan Amerika Serikat, termasuk FBI, yang mencoba merekrut pegawai Telegram untuk menemukan celah keamanan. FBI belum menanggapi tudingan ini.
Baca Juga: Apple Akan Luncurkan Ponsel Lipat pada 2026, Bagaimana Bentuknya?
Durov memilih Uni Emirat Arab sebagai tempat tinggal karena negara tersebut netral, bersahabat dengan semua negara, dan tidak bersekutu dengan negara adidaya manapun. Dia merasa Uni Emirat Arab adalah tempat terbaik untuk mengembangkan Telegram.