techno

Meta Hapus 2 Juta Akun di Instagram, Facebook, dan WhatsApp, Ini Alasannya

Minggu, 8 Desember 2024 | 16:25 WIB
Ilustrasi Meta (DKYLB).

KALTENGLIMA.COM - Meta, perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram, baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka telah menghapus lebih dari dua juta akun yang terlibat dalam operasi penipuan terorganisir di Asia Tenggara dan Timur sepanjang tahun 2024.

Penipuan yang dikenal dengan nama "pig butchering" atau jagal babi ini, menyasar individu yang tidak curiga melalui hubungan palsu dan tawaran investasi palsu.

Pelaku penipuan ini memanfaatkan platform seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp untuk membangun hubungan dengan korban, dengan menyamar sebagai kontak romantis atau profesional.

Baca Juga: Soal Zonasi di Sidang Kabinet, Mendikdasmen: Masih Proses Pengkajian

Setelah kepercayaan terjalin, korban kemudian dijebak dalam investasi mata uang kripto palsu, yang menyebabkan kerugian finansial besar.

Selama pandemi COVID-19, penipuan ini berkembang pesat, dengan sindikat kejahatan terorganisir mendirikan kompleks-kompleks penipuan di negara-negara seperti Myanmar, Kamboja, Laos, dan Filipina.

Di kompleks-kompleks ini, para pekerja yang sering dipaksa, bahkan dengan kekerasan, bekerja untuk menjalankan penipuan ini.

Baca Juga: Hasil Resmi Pilgub Jakarta: Pramono-Rano Unggul dengan 50,07% Suara

Pada tahun 2023, diperkirakan 300.000 orang terpaksa terlibat dalam operasi semacam itu, dengan kerugian yang mencapai lebih dari 64 miliar dolar AS setiap tahunnya.

Sebagai langkah tegas, Meta menempatkan jaringan penipuan ini di bawah kebijakan Organisasi dan Individu Berbahaya, yang sebelumnya hanya berlaku untuk kelompok teroris dan organisasi kebencian.

Hal ini memungkinkan Meta untuk menghapus akun, halaman, dan grup terkait operasi tersebut. Meta juga telah memperingatkan pengguna tentang aktivitas mencurigakan melalui fitur di Messenger dan Instagram Direct.

Baca Juga: Mitra Huawei Kewalahan Produksi Mate 70 Series Akibat Permintaan Tinggi

Selain itu, Meta bekerja sama dengan lembaga penegak hukum internasional, termasuk Kepolisian Kerajaan Thailand, untuk membongkar jaringan penipuan ini.

Kolaborasi ini penting untuk mengatasi ancaman penipuan online yang semakin kompleks.

Halaman:

Tags

Terkini

PayPal Ajukan Izin Dirikan Bank di Amerika Serikat

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:42 WIB

FIFAe World Cup 2025 Hari Ini: Indonesia Vs Jepang

Rabu, 10 Desember 2025 | 12:44 WIB

Sudah Bisa Cek! Begini Cara Cek Youtube Wrapped 2025

Minggu, 7 Desember 2025 | 19:56 WIB

Harga RAM Melonjak, AMD Bakal Naikkan Harga Kartu Grafis

Selasa, 25 November 2025 | 13:03 WIB

Digoyang Google dan Anthropic, ChatGPT Mulai Goyah

Jumat, 21 November 2025 | 13:40 WIB