daerah

Hilang, Jadi Harimau Gaib di Kerajaan Gunung Bondang

Minggu, 6 Maret 2022 | 08:27 WIB
AIR TERJUN – Para petualang muda menikmati segarnya mandi di air terjun di area Gunung Bondang.

“Waktu kami masih kecil, kami sering mendengar suara harimau. Jika kami dengar suara harimau, maka ayahku pun langsung berkata, Ajuh Lumpung jangan ganggu kami. Kami ini keturunanmu juga, kami cucu Runai (nama saudara kandung Lumpung, Red). Setelah itu kami dengar suaranya pun menjauh,” urainya.

Setelah mereka tumbuh dewasa, kisah Ela, saudara Lumpung pun banyak yang sudah meninggal hingga tak ada lagi yang bisa memberi Lumpung makanan. Saudara Lumpung pun sebelum meninggal sudah berwasiat, apabila mereka meninggal, maka tak ada lagi yang bisa memberi Lumpung makan, jangan lah ia minta pada anak cucunya karena tak aaa lagi yang bisa memberinya makan.

“Setelah bue-ku meninggal, tidak ada lagi yang kasih makan. Biasanya tiap ada pesta pasti Lumpung datang, ada suara harimau. Setelah betetawur (memberi makan secara gaib, dengan menabur berbagai macam benda/makanan yang dipercayai dimakan harimau gaib, Red) biasanya setelah itu suara harimau pun menjauh,” ceritanya lagi.

Ela menyebut, keluarganya tak pernah lagi mendengar suara harimau setelah bue-nya meninggal. Apalagi mereka pun sudah pindah dari Desa Muro, saat beranjak dewasa dan punya keluarga masing-masing.

Masih menurut Ela, ada juga kerabatnya  dari wilayah Montallat, Kabupaten Barito Utara, yang punya gelar “Kai Kudang” dikenal sebagai seorang guru di Desa Kolam, punya kelebihan untuk menyembuhkan orang sakit juga pernah menjajal bertapa ke Gunung Bondang. Kisah Kai Kudang ini menguatkan cerita yang pernah ada sebelumnya tentang entitas kerajaan gaib Gunung Bondang. Entitas astral itu ada, punya tugas untuk menjaga harta karun yang sangat banyak di gunung itu.

“Apabila para penunggu Puruk Batu Bondang senang akan kehadiran orang yang berkunjung, maka mereka akan menemukan benda-benda aneh atau hewan dan tanaman dengan nilai ekonomis atau magis tinggi. Warga sekitar menyebutnya ‘ketuahan’ atau keberuntungan,” jelas Joko, warga Puruk Cahu yang pernah mendampingi Tim Ekspedisi Katulistiwa 2012 mendaki gunung di kabupaten yang terletak di utara wilayah Kalteng tersebut. Tujuan ekspedisi itu untuk mendata dan meneliti potensi flora dan fauna Gunung Bondang.

Satu hal yang pasti, di mana pun kita berada, adalah bijaksana jika kita tetap jaga adat dan kesopanan. Utamanya jika kita bertandang di kawasan yang punya beragam kisah.

Halaman:

Tags

Terkini