Serangan panik ditandai dengan detak jantung yang bertambah cepat, napas pendek, pusing, tegang otot, atau gemetar.
Kondisi ini bisa terjadi kapan pun, baik saat sedang beraktivitas maupun ketika beristirahat.
Baca Juga: Seohyun SNSD Telah Membuka Channel YouTube Sendiri
Saat seseorang mengalami serangan panik, otak memerintahkan sistem saraf untuk merespons dengan melawan atau menghindar (fight or flight).
Tubuh kemudian akan menghasilkan zat kimia, seperti adrenalin, yang memicu peningkatan detak jantung, frekuensi napas, dan aliran darah ke otot.
Serangan panik muncul saat tubuh mempersiapkan respons untuk melawan atau menghindar meski tidak ada situasi yang genting atau berbahaya.
Baca Juga: Potret Aurel Hermansyah Pakai Cadar Saat Umroh Banjir Pujian
Seseorang bahkan dapat mengalami kondisi ini dalam situasi yang tidak terduga, misalnya ketika sedang menonton televisi atau tertidur.
Serangan panik biasanya terjadi secara tiba-tiba dan dapat berlangsung di situasi apa pun. Berikut ini adalah beberapa gejala yang menyertai serangan panik:
Berkeringat secara berlebihan
Gelisah atau berpikir yang tidak masuk akal
Takut yang berlebihan
Mulut kering
Otot menjadi tegang
Gemetar atau mengigil