internasional

18 WNI Lari dan Bermalam di Bukit Usai Keluarnya Peringatan Tsunami di Jepang

Selasa, 2 Januari 2024 | 21:23 WIB
Gempa Bumi Jepang (Instagram @aljazeeraenglish)

KALTENGLIMA.COM - 18 orang Warga Negara Indonesia (WNI) bersama dengan warga Jepang lainnya terpaksa lari dan bermalam di atas bukit setelah gempa besar mengguncang semenanjung Noto di dekat tempat mereka tinggal yakni Prefektur Ishikawa.

Mereka bersama-sama membuat api unggun untuk menghangatkan badan sebab suhu di Jepang mencapai 0 derajat celsius dan kemungkinan akan lebih rendah lagi memasuki waktu tengah malam.

Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo itu memicu gelombang tsunami di pesisir utara dan tengah Jepang, dengan peringatan resmi mengatakan gelombang tsunami di beberapa tempat diperkirakan bisa mencapai 5 meter.

Baca Juga: Pimpin Apel Perdana Awal 2024 Lingkup Pemkab Murung Raya, Hermon Tekankan Ini

Menurut laporan kantor berita NHK, gelombang setinggi 1,2 meter telah menerjang pelabuhan Wajiima di Prefektur Ishikawa pada Senin (1/1/2024) sekitar pukul 16.20 waktu setempat.

Kota Toyama di Prefektur Toyama juga melaporkan gelombang tsunami setinggi 0,8 meter.

Pemerintah Jepang sebelumnya telah meminta warga pesisir Noto di prefektur Ishikawa agar “evakuasi secepatnya ke dataran tinggi,” demikian dilansir NHK.

Baca Juga: Daerah Terkecil di Kalteng Bukan Kapuas, Ternyata Daerah Ini yang Miliki Bandara Unik Mirip Paruh Burung

Dilaporkan, sedikitnya terdapat enam orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan, kata Yoshimasa Hayashi, sekretaris kabinet Jepang, pada konferensi pers (1/1/2024).

Sedangka , setelah gempa besar di Ishikawa terjadi kebakaran besar.

Pemerintah Jepang pada Senin malam telah menurunkan tingkat “peringatan tsunami besar” untuk wilayah Noto menjadi “peringatan tsunami” yang lebih rendah, dilansir dari laporan kantor berita Reuters.

Baca Juga: Perayaan Malam Tahun Baru 2024 di Murung Raya Semarak

Peringatan tsunami juga tetap berlaku di wilayah Prefektur Niigata dan Toyama.

Salah satu dari 18 WNI, Rozal Sokobiiki mengatakan terpaksa bermalam di atas bukit setelah gempa mengatakan listrik padam dan masih ada gempa susulan sehingga mereka memilih bertahan di luar ruangan.

Halaman:

Tags

Terkini