KALTENGLIMA.COM - Otoritas di New Delhi, ibu kota India, memutuskan untuk mengalihkan proses belajar-mengajar di sekolah menjadi kelas online akibat memburuknya kabut asap beracun yang melanda wilayah tersebut.
Kebijakan ini berlaku hingga pemberitahuan lebih lanjut sebagai upaya mengurangi dampak krisis kesehatan yang dihadapi warga kota.
Menurut laporan pada Minggu malam, 17 November 2024, tingkat polutan PM2,5 di New Delhi tercatat 57 kali lipat di atas batas maksimum harian yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Waspada! Gunung Lewotobi Laki-laki Keluarkan Awan Guguran Hingga 1 Km
PM2,5 adalah mikropartikel berbahaya yang dapat memasuki aliran darah melalui paru-paru dan berpotensi menyebabkan kanker. Pada Senin dini hari, level polusi ini masih berada pada 39 kali lipat batas peringatan, dengan kabut asap tebal menyelimuti langit ibu kota.
Kabut asap tahunan di New Delhi sebagian besar dipicu oleh pembakaran tunggul tanaman di wilayah sekitar yang dilakukan petani untuk membersihkan lahan. Kondisi ini diperparah oleh emisi pabrik dan asap kendaraan bermotor yang tinggi.
Untuk mengatasi situasi ini, pemerintah New Delhi telah memberlakukan pembatasan, seperti penghentian kelas tatap muka, pengurangan aktivitas truk berbahan bakar diesel, dan pembatasan konstruksi.
Baca Juga: Tragis! Petir Sambar Empat Warga Tasikmalaya, Satu Korban Meninggal
Menteri Kepala New Delhi, Atishi, menjelaskan bahwa mulai Senin pagi, semua kegiatan belajar di sekolah dilaksanakan secara daring, kecuali untuk siswa kelas 10 dan kelas 12.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi lalu lintas kendaraan sehingga membantu memperbaiki kualitas udara. Sebelumnya, sekolah dasar sudah dihentikan aktivitas fisiknya sejak Kamis, 14 November 2024.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat, khususnya anak-anak, lansia, dan individu dengan masalah paru-paru atau jantung, untuk tetap berada di dalam rumah.
Baca Juga: Gila! Arab Saudi Bangun Hotel Mirip di Film Lord of the Rings
Namun, bagi sebagian besar warga New Delhi yang tidak mampu membeli penyaring udara atau memiliki tempat tinggal yang layak untuk melindungi diri, kabut asap tetap menjadi ancaman serius. Polusi udara di wilayah ini disebut-sebut menjadi penyebab ribuan kematian dini.
New Delhi dan sekitarnya, yang dihuni lebih dari 30 juta jiwa, secara konsisten menjadi wilayah dengan kualitas udara terburuk di dunia selama musim dingin. Suhu dingin dan pergerakan angin yang lambat memperparah kondisi dengan memerangkap polutan di atmosfer. Musim dingin yang dimulai pertengahan Oktober hingga Januari setiap tahun memperburuk krisis ini.
Sebagai langkah hukum, Mahkamah Agung India sebelumnya telah menegaskan bahwa udara bersih adalah hak asasi manusia yang mendasar. Pengadilan memerintahkan pemerintah pusat dan daerah untuk mengambil tindakan konkret guna mengatasi polusi udara yang terus memburuk.