KALTENGLIMA.COM - Pesawat Jeju Air melakukan pendaratan darurat dengan memutar balik ke bandara asalnya pada Senin (30/12) akibat masalah pada roda pendaratan.
Insiden ini terjadi sehari setelah kecelakaan fatal pesawat model serupa di Korea Selatan yang menewaskan 179 orang.
Penerbangan Jeju Air 7C101, yang dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional Gimpo menuju Jeju pada pukul 06.37 waktu setempat, mengalami kendala teknis tak lama setelah lepas landas.
Baca Juga: Vonis 5 Tahun untuk Helena Lim, Ibunda Tak Kuasa Menahan Histeris
Kapten pesawat mendeteksi sinyal masalah pada roda pendaratan dan memutuskan untuk kembali ke Gimpo demi memastikan keselamatan.
Pesawat mendarat dengan selamat pada pukul 07.25, setelah menginformasikan 161 penumpang tentang situasi tersebut.
Para penumpang kemudian dipindahkan ke pesawat alternatif dengan model yang sama, Boeing B737-800, dan penerbangan dilanjutkan pada pukul 08.30. Namun, 21 penumpang memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan karena khawatir dengan keselamatan.
Baca Juga: Kapal Nelayan Bocor dan Karam di Kepulauan Seribu: 6 Orang Berhasil Diselamatkan
Menurut Song Kyung-hoon, Kepala Kantor Dukungan Manajemen Jeju Air, sinyal yang menunjukkan adanya masalah pada roda pendaratan direspons oleh kapten pesawat dengan menghubungi pusat kontrol di darat.
Meskipun pemeriksaan tambahan menunjukkan roda pendaratan berfungsi normal, kapten tetap memutuskan untuk kembali ke bandara sebagai langkah pencegahan.
Roda pendaratan merupakan komponen penting yang memastikan keamanan selama lepas landas dan pendaratan.
Baca Juga: Viral di Sosmed! RS China Dipenuhi Pasien dengan Gangguan Pernapasan
Kegagalan fungsi roda pendaratan dapat berdampak serius, seperti yang terjadi dalam kecelakaan pesawat Jeju Air pada Minggu (29/12) di kabupaten Muan, Korea Selatan.
Kecelakaan tersebut melibatkan kegagalan ketiga roda pendaratan, mengakibatkan tragedi yang menewaskan 179 orang.