internasional

Perang Semakin Menggila, 30 Juta Warga Sudan Perlukan Bantuan

Minggu, 16 November 2025 | 13:22 WIB
Krisis Kemanusiaan Memburuk, WHO: 40 Persen Penduduk Sudan Kelaparan (Ant)

KALTENGLIMA.COM - Lebih dari setengah penduduk Sudan saat ini memerlukan bantuan kemanusiaan di tengah pertempuran yang melanda negara Afrika timur laut itu.

Sejak pecah pada April 2023, perang antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF), sudah menewaskan puluhan ribu orang. Perang tersebut juga sudah membuat hampir 12 juta orang mengungsi, dan memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

"Kami melihat situasi di mana lebih dari 30 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Jumlah tersebut setara dengan separuh penduduk Sudan," kata Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsi Denmark, Charlotte Slente, setelah kunjungan ke wilayah perbatasan di negara tetangga, Chad.

Baca Juga: Siswa Masih Merasa Trauma, SMAN 72 Jakarta Lanjut Belajar Online Pekan Depan

"Penderitaan yang kami saksikan sungguh tak terbayangkan," ujar kepala NGO tersebut, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/11/2025).

Menurut Bank Dunia, Sudan mempunyai populasi sekitar 50 juta jiwa pada tahun 2024.

Komentar pejabat NGO itu muncul setelah kunjungan ke daerah di Chad yang berbatasan dengan wilayah Darfur di Sudan bagian barat, yang belakangan ini dilanda pertempuran sengit.

Baca Juga: Ternyata Jenis Makanan Ini Berisiko Picu Kanker Usus Besar di Usia Muda

Kekerasan sudah meningkat drastis dalam beberapa pekan terakhir. RSF menguasai kota penting El-Fasher -- benteng terakhir tentara Sudan di Darfur -- setelah pengepungan selama 18 bulan dan laporan kekejaman yang terus bertambah.

"Ada pelanggaran yang melanggar semua hukum kemanusiaan internasional," imbuh Slente.

Slente menuturkan NGO tersebut telah melihat bukti pembantaian massal dan kekerasan seksual di Sudan.

Baca Juga: Azizah Salsha Buka Suara Terkait Perceraiannya dengan Pratama Arhan

"Kami melihat penahanan, penculikan, pemindahan paksa, dan penyiksaan," kata Slente.

Ia menuduh komunitas internasional tak berbuat cukup.

Halaman:

Tags

Terkini