KALTENGLIMA.COM - Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menghadiri sidang di Pengadilan Distrik Tel Aviv untuk pertama kalinya pada Senin (1/12), sehari setelah ia mengajukan permintaan pengampunan atas kasus korupsi yang telah membayangi dirinya selama bertahun-tahun.
Permohonan tersebut memicu reaksi keras di masyarakat Israel, dengan sebagian mendukung dan sebagian lainnya menolak kecuali Netanyahu mengakui kesalahan dan mundur dari dunia politik, seperti disampaikan oleh kubu oposisi.
Menurut laporan Channel 12, sidang Netanyahu berlangsung pada Senin tanpa adanya pembahasan mengenai permintaan grasinya.
Baca Juga: Kemensos Dirikan 30 Dapur Umum untuk Bantu Korban Banjir di Sumatera
Netanyahu meminta agar proses persidangan ditunda hingga Selasa dengan alasan adanya “komitmen diplomatik dan keamanan.” Majelis hakim menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan permintaan penundaan tersebut.
Sementara itu, Netanyahu tengah menghadapi dakwaan korupsi, suap, serta pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus besar nomor 1000, 2000, dan 4000. Jika dinyatakan bersalah, ia berpotensi dijatuhi hukuman penjara, meskipun dirinya membantah seluruh dakwaan.
Kasus nomor 1000 berkaitan dengan dugaan penerimaan hadiah mewah oleh Netanyahu dan keluarganya dari sejumlah pengusaha sebagai imbalan atas bantuan tertentu.
Baca Juga: BMKG: Pesisir Kaltim Berpotensi Dilanda Banjir Rob pada 5–7 Desember 2025
Kasus 2000 menyebut Netanyahu terlibat negosiasi dengan Arnon Mozes, pemilik surat kabar Yediot Aharonot, untuk memperoleh pemberitaan positif.
Sementara itu, kasus 4000 menuding Netanyahu memberi keuntungan kepada Shaul Elovitch, mantan pemilik situs Walla! serta eksekutif Bezeq, sebagai imbalan atas liputan positif di media tersebut.