KALTENGLIMA.COM - Pemain AS Monaco, Mohamed Camara mendapat 'serangan' dari dua pejabat Prancis setelah menutup pesan dukungan terhadap LGBT yang ada di bagian depan jersey timnya saat pertandingan terakhir Ligue 1 2023-2024, Minggu (19/5/2024).
Ligue 1 Prancis mengampanyekan gerakan tahunan melawan diskriminasi pada matchday terakhir kompetisi di mana masing-masing tim mengenakan lencana yang bertuliskan kata "homofobia" yang dicoret.
Namun, gelandang Monaco Mohamed Camara menutup lencana tersebut saat timnya menang 4-0 atas Nantes.
Baca Juga: Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah Hingga Tewaskan 1 Orang
Dia juga menolak foto pra-pertandingan di mana seluruh pemain berdiri di depan spanduk dengan pesan yang sama.
"Itu perilaku yang tidak bisa diterima. Saya punya kesempatan untuk memberitahu LFP apa yang saya pikirkan mengenai hal itu tadi malam. Dan perilaku seperti itu harus dikenakan sanksi berat terhadap pemain dan klub yang membiarkan hal itu terjadi," ucapnya kepada stasiun radio RTL seperti dilansir dari The Guardian.
Pelatih Monaco, Adi Hutter juga memberikan respons terkait aksi yang dilakukan oleh Camara.
Pelatih berusia 54 itu mengatakan tindakan anak asuhnya datang dari inisiatif pribadi.
"Pertama-tama, saya ingin mengatakan bahwa kami, sebagai klub, mendukung kegiatan yang dilakukan oleh liga. Untuk aksinya [Camara], ini adalah inisiatif pribadi. Akan ada diskusi internal dengannya mengenai situasi ini," katanya.
Sementara itu, Menteri Kesetaraan Prancis Aurore Berge mengutuk aksi yang dilakukan oleh Camara. Berge pun berharap ada sanksi tegas dijatuhkan kepada Camara.
"Homofobia bukanlah sebuah opini, itu sebuah kejahatan. Dan homophobia bisa membunuh. Harus ada hukuman tegas bagi Mohamed Camara."