"Sudah kita larang tapi tetap saja. Malah dijawab larangan kita saya lapor bupati atau saya lapor anggota dewan.Itu kendala kami di rumah sakit. Mohon anggota dewan bantu juga kami menjelaskan dan mensosialisasikan ke masyarakat untuk mematuhi peraturan," tambahnya.
Hal lain diungkapnya, terkait bangunan fisik di RSUD Muara Teweh. Sudah banyak bangunan yang lapuk. Terutama plafon ruangan. "kemarin sudah terjadi plafon di ruang radiologi dan USG ambruk. Selama empat hari tutup layanan dan kami mengelularkan pululan juta untuk perbaikan," kata Tiur.
Baca Juga: Sayang Dilewatkan, Beragam Manfaat Daun Salam untuk Kesehatan Tubuh
Baca Juga: Berikut Bocoran Spesifikasi Unggulan Vivo S17 dan Vivo S17 Pro Sebelum Peluncuran
Menurutnya, bangunan rumah sakit terlihat megah dan bagus hanya dari luar. Sementara di dalam banyak yang sudah harus diperbaiki. Apalagi di bangunan wing B. "Itu kan belum selesai, akibat rembesan dari atas bangunan kami harus menadah air pakai ember akibat bocor. Wastapel juga banyak tidak ada. kalau toilet dan WC sudah sering kami perbaiki. Intinya terlalu banyak dana terkuras untuk perbaikan bangunan fisik," tutupnya.
Mendengar curhatan DIrektur RSUD, anggota DPRD Barito Utara, Mustafa Joyo Muchtar mengambil kesimpulan.
Ia meminta managemen rumah sakit mengganggarkan untuk biaya kebersihanm rumah sakit Rp5 miliar. Pihak dewan akan bantu mengawal persetujuan anggarannya.
"Kami berjanji akan kawal penganggarannya Rp5 miliar. Sedang untuik perbaikan bangunan fisik lain, pihak eksekutif bisa mencatat dan menyampaikannya ke pimpinan. Kita akan suport managemen rumah sakit yangg saat ini terus berbenah dalam segala hal termasuk pelayanan," tandas Mustafa Joyo.(*)