KALTENGLIMA.COM - Sekarang, layar AMOLED (Active Matrix Organic Light Emitting Diode) menjadi primadona di dunia teknologi, terutama pada smartphone, tablet, hingga televisi. Dengan warna yang tajam, kontras tinggi, dan efisiensi energi, AMOLED biasanya dianggap sebagai teknologi layar terbaik.
Akan tetapi, di balik keunggulannya, muncul berbagai mitos tentang kerentanan layar AMOLED. Benarkah layar AMOLED gampang rusak ? Mari kita bedah mitos dan fakta dari berbagai sumber.
Mitos 1: Layar AMOLED Mudah Tergores
Fakta: Kerentanan layar AMOLED terhadap goresan tidak berbeda jauh jika dibandingkan jenis layar lain seperti LCD. Kerusakan akibat goresan lebih bergantung pada material pelindung layar, seperti Gorilla Glass atau lapisan oleofobik, bukan teknologi AMOLED itu sendiri. Tidak sedikit perangkat modern dengan layar AMOLED telah dilengkapi pelindung layar berkualitas tinggi, sehingga risiko goresan bisa diminimalkan.
Mitos 2: AMOLED Rentan Burn-In
Fakta: Burn-in merupakan bayangan permanen dari gambar statis yang tertinggal di layar, memang menjadi salah satu kelemahan teknologi AMOLED. Ini terjadi akibat piksel organik pada layar AMOLED bisa menurun performanya jika menampilkan gambar statis terlalu lama, seperti ikon atau bilah navigasi. Namun, teknologi AMOLED modern sudah dilengkapi fitur mitigasi, seperti pixel shifting atau pengaturan kecerahan otomatis, yang mengurangi risiko burn-in. Tak hanya itu, pengguna bisa mencegahnya dengan mengurangi kecerahan layar, menggunakan mode gelap, atau mengaktifkan fitur screen timeout lebih cepat.
Baca Juga: Ditengah Kabar Pemeriksaan Guru Besar, Rektorat ULM Banjarmasin Kebakaran
Mitos 3: Layar AMOLED Cepat Rusak Jika Terkena Air
Fakta: Layar AMOLED tersebut tidak secara langsung rusak karena air. Kerusakan akibat air lebih berkaitan dengan desain perangkat secara keseluruhan, seperti tingkat ketahanan air (IP rating). Banyak ponsel dengan layar AMOLED kini memiliki sertifikasi IP68, yang artinya tahan terhadap air dan debu. Akan tetapi, jika air masuk ke komponen internal perangkat, kerusakan bisa terjadi, tetapi ini bukan karena jenis layarnya.
Mitos 4: AMOLED Lebih Boros Baterai
Fakta: Salah satu keunggulan AMOLED adalah efisiensi energinya. Berbeda dengan LCD yang membutuhkan lampu latar konstan, AMOLED hanya menyalakan piksel yang diperlukan untuk menampilkan gambar. Warna hitam pada AMOLED bahkan tidak mengonsumsi daya karena pikselnya benar-benar mati. Namun, konsumsi daya dapat meningkat jika menampilkan konten dengan warna terang atau putih dalam waktu lama. Jadi, penggunaan mode gelap bisa membantu menghemat baterai.
Mitos 5: Layar AMOLED Tidak Awet
Fakta: Umur layar AMOLED memang bergantung pada bahan organik yang digunakan, yang secara alami akan menurun seiring waktu. Tetapi, dengan penggunaan normal, layar AMOLED dapat bertahan selama bertahun-tahun tanpa masalah signifikan. Produsen seperti Samsung terus meningkatkan daya tahan material AMOLED, sehingga kekhawatiran tentang umur layar semakin berkurang. Kuncinya yaitu merawat perangkat dengan baik, seperti menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama.
Baca Juga: Emil Audero Resmi Bergabung US Cremonese, Nilai Kontraknya Fantastis
Tips Merawat Layar AMOLED
Untuk memastikan layar AMOLED tetap awet, berikut beberapa cara yang sebaiknya dilakukan :
- Gunakan pelindung layar untuk mencegah goresan.
- Aktifkan mode gelap atau tema gelap untuk mengurangi konsumsi daya dan risiko burn-in.
- Hindari menampilkan gambar statis dengan kecerahan tinggi dalam waktu lama.
- Jauhkan perangkat dari suhu ekstrem atau paparan sinar matahari langsung.
- Perbarui perangkat lunak secara rutin untuk mendapatkan fitur mitigasi burn-in terbaru.