MUARA TEWEH - Logo resmi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 yang akan diselenggarakan di Kabupaten Barito Utara tidak hanya menjadi identitas penyelenggaraan, tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang mendalam, menyatukan kekayaan budaya lokal dengan nilai-nilai suci Al-Qur’an.
Desain logo tersebut memadukan berbagai elemen khas Barito Utara dan simbol-simbol Islam. Berikut adalah makna di balik setiap komponen logo:
1. Ornamen Segi Delapan: Melambangkan penyebaran dasar-dasar Islam ke seluruh penjuru mata angin.
2. Baris Simetris Berbentuk Al-Qur’an: Merepresentasikan masyarakat Barito Utara yang religius dan menjunjung tinggi ajaran agama.
3. Kubah Masjid: Menegaskan masjid sebagai pusat pendidikan Al-Qur’an, yang sejalan dengan esensi MTQ sebagai sarana untuk memahami, menguasai, dan mengamalkan kitab suci.
4. Bundaran Air Mancur dan Motif Batik Dayak: Mengangkat identitas Kota Muara Teweh, di mana bundaran air mancur Bupati menjadi titik tengah kota, yang diperkaya dengan motif batik Dayak sebagai representasi budaya lokal.
5. Siluet Ikan Saluang Teweh Menuju Huruf Q: Ikan khas Muara Teweh ini adalah simbol kearifan lokal. Posisinya yang menuju huruf "Q" (dalam logo MTQ) dimaknai sebagai semangat mencari ilmu.
6. Huruf H dan Dua Orang Bersalaman: Huruf "H" (dalam MTQH) melambangkan hidayah dan harmoni. Bentuknya yang terpadu dengan dua figur yang bersalaman memperkuat nilai ukhuwah (persaudaraan), sambil tetap menyisipkan motif khas Dayak.
Selain elemen bentuk, pemilihan warna pada logo juga memiliki arti khusus. Warna hijau dipilih sebagai perlambang kehidupan, kedamaian, serta sifat Islam yang penuh kasih sayang. Sementara warna emas menggambarkan Al-Qur'an sebagai keindahan abadi dan karunia yang tak terhingga.
Logo ini juga menampilkan garis-garis yang menyerupai Kapal Pancar Mas. Ini adalah representasi visual yang unik, menyatukan identitas budaya lokal—dengan sungai dan perahu sebagai bagian dari kehidupan masyarakat—dengan nilai-nilai Islam.
Kapal Pancar Mas dipilih karena merupakan kapal penumpang terakhir yang masih setia mengarungi Sungai Barito di Kalimantan.
Dengan segala makna yang terkandung di dalamnya, Logo Resmi MTQH Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 diharapkan tidak hanya menjadi simbol event, tetapi juga menjadi lambang persatuan, keberkahan, dan peneguhan identitas budaya serta religiusitas masyarakat Kalimantan Tengah, khususnya Barito Utara.