KALTENGLIMA.COM - Paul Alexander, seorang penderita polio yang bertahan tujuh dekade dengan 'paru-paru besi' akhirnya tutup usia pada Senin (11/3/2024) sore.
Kepergian Paul diumumkan pada Selasa (12/3/2024) di halaman GoFoundMe yang dibuat untuk membantu membayar rumah serta perawatan kesehatannya.
"Sungguh luar biasa membaca semua komentar dan mengetahui begitu banyak orang terinspirasi oleh Paul. Saya sangat bersyukur," kata Philip Alexander, saudara Paul.
Baca Juga: Dewan Minta Pantau Penjualan Petasan
Dilaporkan, penyebab kematian pria 78 tahun itu tidak jelas. Tetapi, Philip mengatakan saudaranya sempat dirawat di rumah sakit tiga minggu lalu dikarenakan infeksi Covid-19. Lalu kemudian, pekan ini Paul dinyatakan negatif.
Paul mengidap polio di umur 6 tahun pada tahun 1952. Pada saat itu adalah puncak pandemi polio. Sebanyak lebih dari 21 ribu kasus polio lumpuh tercatat di AS.
Kini, polio dianggap sudah lenyap di AS berkat vaksin yang dikembangkan di akhir 1950-an.
Baca Juga: Jalan Perumahan Elite Semarang Ambles 12 Meter, Warga: Nggak Ada Korban
Polio membuat Paul lumpuh dari leher hingga ke bawah dan tidak dapat bernapas sendiri. Ia pun ditempatkan di paru-paru besi atau silinder logam besar yang mengubah tekanan udara untuk merangsang pernapasan.
Dalam otobiografinya, Doris Alexander, ibu Paul, mengatakan para dokter menyatakan Paul tidak mungkin dapat hidup.
"Ada beberapa kali listrik mati dan paru-paru harus dipompa dengan tangan. Tetangga kami akan berlarian dan membantu kami memompanya," ujar sang ibu.
Baca Juga: Reses Anggota DPRD Serap Aspirasi Warga, Johansyah : Usulan Warga akan Kami Perjuangkan
Selama 70 tahun, Paul berhasil bertahan hidup berkat paru-paru besi. Pada Maret 2023, Paul dinyatakan sebagai pasien paru-paru besi yang paling lama bertahan hidup oleh Guinness World Records.
Paul tidak pasrah begitu saja dengan kondisinya. Ia mempelajari teknik pernapasan yang memungkinkannya keluar dari paru-paru besi selama beberapa jam.
Paul juga lulus perguruan tinggi, memperoleh gelar sarjana hukum serta melanjutkan praktik sebagai pengacara ruang sidang selama 30 tahun.
Baca Juga: Pemkab Mura Gelar Rencana Kerja Perangkat Daerah, Hermon : Perluasan Akses Layanan Dasar Masyarakat
Paul menerbitkan sendiri otobiografinya yang berjudul 'Three Minutes for a Dog: My Life in an Iron Lung'.
Di sini Paul menceritakan keberhasilannya bernapas secara mandiri selama 3 menit usai proses belajar selama setahun. Prestasinya tersebut diganjar dengan hadiah seekor anjing.
Sementara di tahun 2022, Paul sempat bercerita jika dirinya sedang mengerjakan buku kedua.
"Saya punya beberapa mimpi besar. Saya tidak akan menerima keterbatasan mereka dari siapa pun," katanya dalam wawancara.
Baca Juga: Kemhan Sebut Mayor Teddy Masih Ajudan Prabowo: Tunggu Proses Administrasi
"Hidup saya luar biasa."
Paul terus mendorong vaksinasi polio. Melalui akun TikTok pribadinya, Polio Paul, ia menyerukan pentingnya vaksinasi polio.
"Jutaan anak tidak terlindungi dari polio. Mereka harus melakukannya lagi, sebelum terjadi epidemi lagi," katanya.
Baca Juga: Investor Mengeluh Investasi di IKN, AHY: 2.068 Ha Masih Bermasalah