KALTENGLIMA.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengungkapkan bahwa Hamas telah mengajukan revisi terhadap proposal kesepakatan gencatan senjata di Gaza, dan pihaknya sedang berusaha mencapai kesepakatan.
“Hamas telah mengusulkan banyak perubahan terhadap proposal yang telah dibahas. Beberapa perubahan bisa diterapkan, ada pula yang tidak,” kata Blinken dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Doha.
Blinken menekankan komitmen Washington untuk mempersempit kesenjangan dalam mencapai kesepakatan dengan mediator seperti Qatar dan Mesir.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang Kontak Wakil Presiden Malawi Ditemukan Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya
“Berdasarkan apa yang telah kami lihat dan apa yang telah saya diskusikan dengan perdana menteri dan rekan-rekan kami di Mesir, kami bertekad untuk mencoba menjembatani kesenjangan tersebut. Dan saya yakin kesenjangan tersebut dapat dijembatani,” ucapnya.
Dalam lawatannya yang kedelapan ke Timur Tengah dalam delapan bulan terakhir, Blinken menekankan perlunya gencatan senjata di Gaza, dengan mengatakan semakin lama konflik berlangsung, semakin banyak penderitaan yang akan terjadi. “Ini waktunya untuk menghentikan tawar-menawar dan memulai gencatan senjata,” tegasnya.
Namun, Blinken juga menegaskan bahwa Hamas tidak akan diizinkan menentukan masa depan wilayah dan rakyatnya, mengisyaratkan skenario pascaperang di wilayah Palestina, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina sejak serangan pada 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Viral! Orang Korea Selatan Rasis ke Indonesia dan Hina Islam di Platform Indosarang
“Kami bertekad agar Israel atau negara lain mematuhi hukum kemanusiaan internasional, hukum konflik bersenjata, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan tidak melakukan pelanggaran berat terhadap hak-hak tersebut,” tegasnya.
Blinken juga mengumumkan rencana untuk mengajukan proposal yang mencakup elemen-elemen penting dalam pengelolaan pemerintahan, keamanan, dan rekonstruksi di Gaza dalam beberapa minggu mendatang.
“Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung mereka, terutama pada saat dibutuhkan,” ujar Blinken.
Baca Juga: Polisi Sebut Alasan Eks Satpam Peras Ria Ricis: Sakit Hati Dipecat
AS juga memberi dukungan tambahan sebesar 400 juta dolar AS (Rp6,51 triliun) untuk Palestina, sehingga totalnya menjadi 670 juta dolar AS (Rp109 triliun) dalam delapan bulan terakhir.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada 31 Mei telah mengumumkan rencana tiga tahap untuk mengakhiri permusuhan secara permanen dan membangun kembali Gaza, yang telah disetujui oleh Dewan Keamanan PBB namun belum didukung secara terbuka oleh Israel.