KALTENGLIMA.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa serangan udara Israel telah memaksa puluhan ribu warga Lebanon untuk meninggalkan rumah mereka.
Jumlah pengungsi diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan berlanjutnya serangan. Juru bicara PBB untuk pengungsi, Matthew Saltmarsh, menyampaikan bahwa banyak orang terpaksa mengungsi pada hari sebelumnya dan malam hari, dan hingga saat ini jumlahnya terus meningkat.
Serangan Israel yang dimulai pada Senin pagi menargetkan posisi Hizbullah di wilayah selatan, timur, dan utara Lebanon.
Angkatan Udara Israel, melalui pernyataan resmi di media sosial X, menyebutkan bahwa dalam 24 jam terakhir mereka telah melancarkan sekitar 650 misi serangan, menghantam lebih dari 1.100 target dengan lebih dari 1.400 amunisi.
Target serangan ini mencakup bangunan, kendaraan, dan lokasi penyimpanan senjata di Lebanon. Di tengah situasi tersebut, Menteri Lebanon yang bertanggung jawab mengkoordinasi respons krisis, Nasser Yassin, mengatakan bahwa pemerintah telah mengaktifkan 89 pusat penampungan yang berlokasi di sekolah-sekolah dan fasilitas lainnya. Pusat penampungan ini diperkirakan mampu menampung lebih dari 26.000 warga yang melarikan diri dari serangan Israel.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan ini mencapai 492 orang, yang mencakup anak-anak dan perempuan, dengan sekitar 1.645 orang mengalami luka-luka.
Baca Juga: China Minta Warganya Tinggalkan Israel, Ada Apa?
Matthew Saltmarsh mengutuk tingginya jumlah korban sipil yang tidak dapat diterima. Seorang pejabat Lebanon menambahkan bahwa ini adalah jumlah korban tewas tertinggi sejak perang saudara yang terjadi di Lebanon pada periode 1975 hingga 1990.