internasional

Gagal Capai Kesepakatan Gencatan Senjata, Israel Serang Gaza dan Tewaskan 3 Warga

Senin, 17 Maret 2025 | 19:12 WIB
Ilustrasi, Gencatan Senjata dijalur gaza. (pixabay/hosnysalah)

KALTENGLIMA.COM - Serangan udara yang dilakukan Israel di Jalur Gaza menyebabkan tiga warga Palestina tewas, menurut laporan dari petugas medis. Sementara itu, perundingan gencatan senjata yang diperbarui masih belum menunjukkan kemajuan.

Menurut petugas medis, ketiga korban tersebut meninggal di dekat Kamp Bureij, yang terletak di bagian tengah wilayah Palestina, setelah terkena serangan rudal yang diluncurkan oleh pesawat tanpa awak. Hingga kini, pihak militer Israel belum memberikan pernyataan terkait insiden tersebut.

Di kota Rafah, yang berada di selatan Jalur Gaza, serangan udara lainnya mengakibatkan tiga orang terluka, menurut laporan tenaga medis.

Baca Juga: Partai Oposisi Korsel Desak MK Segera Percepat Pemakzulan Presiden Yoon

Warga setempat juga melaporkan bahwa pasukan Israel yang ditempatkan di dekat perbatasan sering kali melepaskan tembakan ke dalam wilayah kota.

Pertumpahan darah yang masih berlangsung mencerminkan betapa rapuhnya kesepakatan gencatan senjata tiga tahap antara Israel dan kelompok militan Hamas, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

Israel ingin memperpanjang tahap pertama dari perjanjian tersebut, dan usulan ini mendapat dukungan dari utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Bongkar Jaringan Peredaran Ganja 34 Kg Lintas Provinsi

Namun, Hamas menegaskan bahwa mereka hanya akan melanjutkan pembebasan sandera jika tahap kedua gencatan senjata dimulai pada 2 Maret.

Juru bicara Hamas, Abdel-Latif Al-Qanoua, dalam pernyataannya pada Senin, 17 Maret, kepada Reuters, menyatakan bahwa Hamas telah mematuhi seluruh ketentuan perjanjian, sementara Israel justru melanggar beberapa klausul serta berusaha menggagalkan kesepakatan dengan mengajukan persyaratan baru.

Di sisi lain, kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Sabtu pekan lalu mengumumkan bahwa para negosiator telah diberi instruksi untuk siap melanjutkan pembicaraan berdasarkan respons mediator terhadap proposal AS, yang mencakup pembebasan 11 sandera yang masih hidup serta setengah dari tawanan yang telah meninggal.

Baca Juga: Propam Polri Gelar Sidang Etik Terhadap Kapolres Ngada Kasus Asusila

Sementara itu, Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan tentara Amerika-Israel, Edan Alexander, serta empat jenazah sandera, dengan syarat Israel segera memulai pembicaraan mengenai pelaksanaan tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata tersebut.

Di tengah proses negosiasi yang masih berlangsung, Israel menuduh Hamas menggunakan "perang psikologis" terhadap keluarga para sandera.

Halaman:

Tags

Terkini