KALTENGLIMA.COM - Masih mahalnya Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau gas melon bersubsidi 3 kg di jual membuat mayoritas anggota DPRD Barito Utara prihatin.
Guna mencari tahu apa penyebab naiknya harga LPG atau gas melon bersubsidi 3 kg, para wakil rakyat ini mengusulkan dilaksanakannya hearing dengar pendapat (RDP).
"Kita mau mengetahui dari mana sumber tingginya harga LPG atau gas melon. Kasihan masyarakat barang bersubsidi justru tidak sesuai harganya. Mayoritas anggota dewan sepakat dan menjadwalkan agenda hearing ini secepatnya," kata Wakil Ketua I DPRD barito Utara, parmana Setiawan, Senin 27 Februari 2023.
Baca Juga: Kondisi Dari Korban Penganiayaan, Yakni David Disebut Alami Diffuse Axonal Injury, Apa Itu?
Dalam RDP nantinya, semua agen di daerah ini akan diminta hadir. jangan sampai diwakili. begitu juga pihak pertamina perwakilan Rayon Palangka Raya, diminta hadir, termasuk dari pemerintah daerah, intansi terkait serta dari pihak kepolisian.
"Benang kusutnya semoga terurai, tidak ada lagi permainan harga baik dari agen, pangkalan dan juga di pedagang eceran," kata Parmana Setiawan diamini anggota DPRD lainnya, saat ditemui di ruang komici III.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, bahwa pihak DPRD juga akan menanyakan kepada pemerintah daerah, mengapa satgas tim penertiban yang sudha di bentuk dua tahun lalu, tidka pernah melakukan pengawasan dan penertiban.
Baca Juga: Bikin Mewek! Dapat Kejutan dari Zalina, Tangis Raisa Pecah di Konser GBK
Hal ini juga salah satu sebab, kenapa permainan harga LPG atau gas Melon bersubidi 3 kg, tidak pernah sesuai harga HET.
"Pemerintah daerah yang menentukan HET, tapi kenapa tak mamppu menerapkan sehinga sampai sekarang warga masih membeli LPG dengna harga tinggi," tutupnya.(***)