KALTENGLIMA.COM - Diberitakan, bocah laki-laki berusia 11 tahun bernama Tommie-Lee Gracie Billington dilaporkan meninggal dunia usai mengikut challenge atau tantangan di TikTok pada Sabtu (2/3/2024) di Lancaster, Inggris.
Tommie-Lee diketahui mengikuti tantangan chroming yang juga dikenal sebagai huffing atau sniffing, di mana seseorang menghirup bahan kimia beracun seperti cat, pelarut, kaleng aerosol, produk pembersih, atau bensin.
Ketika sebuah kandungan zat kimia inhalansia disalahgunakan, maka akan memengaruhi sistem saraf pusat serta memperlambat aktivitas otak, yang menghasilkan efek teler jangka pendek.
Baca Juga: 170 Kg Ganja Diamankan Bea Cukai Aceh Via Transaksi Online
Tren ini bisa menyebabkan bicara cadel, pusing, halusinasi, mual dan disorientasi, namun juga dapat menyebabkan serangan jantung atau mati lemas.
Diketahui, Tommie-Lee meninggal pada tanggal 2 Maret usai ia ditemukan tidak responsif di rumah seorang temannya di Greenset Close, Lancaster, Inggris.
Ia diduga mengalami serangan jantung sekitar pukul 12.30 siang dan dilarikan ke rumah sakit, tapi sayang, tim medis tidak dapat menyelamatkan nyawanya.
Baca Juga: Karakter Kim Ji Won dalam Drama Queen of Tears Lebih Berkharisma
"Dia meninggal seketika setelah menginap di rumah temannya. Anak-anak itu telah mencoba 'chroming' yang menggila di TikTok. Tommie-Lee langsung mengalami serangan jantung dan meninggal saat itu juga. Rumah sakit melakukan segalanya untuk mencoba menyelamatkannya, tetapi tidak ada yang berhasil. Dia telah tiada," ujar sang nenek Tina Burns.
Nenek Tommie-Lee pun mengkritik keras dan mendesak perusahaan-perusahaan media sosial terutama TikTok untuk berbuat lebih banyak dan memperketat aturan untuk melindungi anak-anak.
Juru bicara TikTok mengatakan kepada Mirror jika tak ada bukti bahwa chroming adalah tantangan khusus TikTok atau telah menjadi tren di platform mereka.
Baca Juga: Turun 3 T dari 2022, Segini LHKPN yang Dilaporkan Sandiaga Uno Tahun Ini
Kepolisian Lancashire mengatakan jika kematiannya saat ini masuk ke dalam kategori 'tidak dapat dijelaskan'. Tina memberikan penghormatan kepada cucunya, menggambarkannya sebagai anak laki-laki yang cerdas dan energik yang merupakan kehidupan dan jiwa di ruangan mana pun.
"Dia memiliki hati emas seperti ayahnya. Keluarga kami benar-benar terpukul," ujarnya
Tommie-Lee tinggal bersama ibunya, Sherri, di Lancaster, sedangkan keluarga Graham dari pihak ayah tinggal di Clayton-le-Woods dan daerah South Ribble, Lancashire.
Baca Juga: PM Israel Netanyahu Bersikeras Akan Terus Serang Hamas, Termasuk di Rafah
Tina mengatakan jika kedua keluarga tersebut ingin meningkatkan kesadaran akan bahaya TikTok bagi anak-anak, dan mereka menyerukan kepada raksasa media sosial itu untuk melakukan lebih banyak hal untuk melindungi anak-anak.
"Kedua keluarga kami sangat terpukul, tetapi kami semua menginginkan hal yang sama. Kami tidak ingin ada anak-anak lain yang mengikuti TikTok atau menggunakan media sosial. Faktanya, kami ingin agar TikTok ditutup dan tidak ada anak di bawah usia 16 tahun yang boleh menggunakan media sosial apa pun," terang Tina.
"Hal ini membuat kita semua sedih, tetapi kami ingin membantu menyelamatkan nyawa anak-anak lain dan memberikan kesadaran kepada keluarga untuk menjaga anak-anak mereka tetap aman. Saya menerima begitu banyak pesan dari para orang tua yang berterima kasih kepada saya karena telah menyadarkan mereka," lanjutnya.
Baca Juga: Festival Film Wartawan 2024 Siap Digelar Kembali