KALTENGLIMA.COM - Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri (PM) Israel menegaskan pasukan militer Tel Aviv akan terus melanjutkan serangannya terhadap Hamas, termasuk di kota Rafah yang berada di selatan Jalur Gaza. Penegasan itu disampaikan Netanyahu melalui tekanan internasional menghujani Israel untuk menghentikan serangannya.
Melansir dari Reuters dan Al Arabiya. Jumat (8/3/2024), Netanyahu telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas usai kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza itu melancarkan serangan mematikan terhadap Israel pada sejak 7 Oktober tahun lalu.
Menurut laporan pejabat Tel Aviv, sekitar 1.200 orang yang kebanyakan warga sipil tewas dan lebih dari 250 orang lainnya disandera di Jalur Gaza.
Baca Juga: Kecewa, Erick Thohir Akan Panggil Enam Direksi BUMN dengan Status Merah
Rentetan serangan yang dilesatkan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, menurut otoritas kesehatan setempat, sudah menewaskan lebih dari 30.000 orang yang sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Besarnya kehancuran dan banyaknya korban jiwa di Jalur Gaza memicu kritikan serta kecaman dari seluruh dunia terhadap Israel.
"Ada tekanan internasional dan tekanan ini terus meningkat, namun terutama ketika tekanan internasional meningkat, kita harus merapatkan barisan, kita harus bersatu dalam melawan upaya-upaya untuk menghentikan perang," tegas Netanyahu dalam pernyataan terbarunya.
Baca Juga: Pasangan Artis Cindy Fatikasari dan Tengku Firmansyah Putuskan Pindah ke Kanada Usai Lebaran Hari Raya
Netanyahu, ketika berpidato dalam acara wisuda sekolah pelatihan perwira militer Israel, juga menegaskan jika Israel harus melawan "upaya yang diperhitungkan" untuk menyalahkan Israel atas kejahatan Hamas.
Ia juga mengatakan, jika militer Israel akan beroperasi di seluruh wilayah Jalur Gaza. "Termasuk Rafah, benteng terakhir Hamas," cetusnya.
"Siapa pun yang meminta kami untuk tidak bertindak di Rafah, berarti meminta kami untuk kalah dalam perang, dan hal itu tidak akan terjadi," tegasnya.
Baca Juga: Mantan Anggota PPLN Kuala Lumpur Jadi Tersangka Pelanggaran Pemilu, Kini Masuk Sebagai DPO Polisi
Diperkirakan, sekitar 1,5 juta orang tinggal berdesakan di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza dan terletak dekat dengan perbatasan Mesir. Sejumlah besar warga Gaza yang saat ini tinggal di Rafah terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka di wilayah utara untuk menghindari gempuran militer Israel
Artikel Terkait
Kreator Manga Dragon Ball, Akira Toriyama Tutup Usia
Dewan Minta Perhatikan Pembangunan Pedalaman
Ini Dia Cara Aktivasi Kartu ATM yang Terblokir