techno

Tumbangkan Windows, Pakar Kaget dan Kecewa Terhadap CrowdStrike

Sabtu, 20 Juli 2024 | 16:24 WIB
Apa Itu CrowdStrike? (Tangkapan layar News Room 21)

KALTENGLIMA.COM -  Perusahaan keamanan siber global CrowdStrike mengirimkan update ke Windows, tapi justru menyebabkan error dan berdampak luas di seluruh dunia. Pakar sekuriti mengatakan update itu jelas belum siap disebarkan dan juga heran mengingat CrowdStrike memiliki reputasi yang bagus.

"Sejujurnya, saya sedikit kecewa karena CrowdStrike adalah salah satu perusahaan keamanan siber terkemuka dan kami berharap mereka bisa bekerja lebih baik," kata Nikolas Behar, profesor sekuriti di San Diego University

"Mereka membuat software dan mungkin ada bug, banyak hal bisa saja terjadi. Tetapi dalam skala ini, mungkin mereka seharusnya menguji perangkat lunak mereka sebelum meluncurkannya, bukan? Mungkin mereka seharusnya memindai kodenya," cetusnya.

Baca Juga: Windows Tumbang! Indonesia Terimbas Tapi Masih Aman, Ini Alasannya!

Behar menyebutkan CrowdStrike juga dapat mengirimkan update secara bertahap, atau memerlukan instalasi manual, yang dapat mendeteksi masalah lebih cepat dan mencegahnya mempengaruhi begitu banyak komputer di seluruh dunia.

CrowdStrike sukses melawan serangan-serangan siber, tetapi mereka malah membuat satu kesalahan besar yang menyebabkan kekacauan yang meluas. Terlalu banyak perusahaan yang terintegrasi dengan tool yang sama dan karenanya, seluruh jaringan perusahaan global akan terdampak.

"Insiden ini adalah contoh bagus dari kegagalan berjenjang yang dapat terjadi mengingat sistem kita yang relatif homogen yang merupakan tulang punggung infrastruktur TI," kata Gregory Falco, pakar keamanan siber di Cornell University.

Baca Juga: Ini Dia 3 Tanda Orang Miliki Kecerdasan Emosional Tinggi saat Berinteraksi

Rory Mir, Associate Director of Community Organizing di Electronic Frontier Foundation, menyebutkan sistem digital tidak dapat selalu sempurna dan akan gagal pada titik tertentu, baik sebab serangan yang disengaja atau kesalahan sederhana.

"Masalahnya adalah kita benar-benar terjebak dalam monokultur digital, di mana praktik anti-persaingan selama berpuluh-puluh tahun telah menciptakan sistem tersebut sehingga hanya satu sistem yang bertanggung jawab atas banyak hal yang kita andalkan, mulai dari maskapai penerbangan, rumah sakit, hingga sekolah," kata Mir.

"Satu kesalahan yang menyebabkan kegagalan besar, memang terjadi, dan tidak dapat dihindari. Namun jika hal ini berdampak seperti ini, maka ini adalah kegagalan kebijakan," pungkasnya.

Baca Juga: ODGJ Main Api Sebabkan Kebakaran di Tomang Jakbar, 1 Orang Tewas

Tags

Terkini

PayPal Ajukan Izin Dirikan Bank di Amerika Serikat

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:42 WIB

FIFAe World Cup 2025 Hari Ini: Indonesia Vs Jepang

Rabu, 10 Desember 2025 | 12:44 WIB

Sudah Bisa Cek! Begini Cara Cek Youtube Wrapped 2025

Minggu, 7 Desember 2025 | 19:56 WIB

Harga RAM Melonjak, AMD Bakal Naikkan Harga Kartu Grafis

Selasa, 25 November 2025 | 13:03 WIB

Digoyang Google dan Anthropic, ChatGPT Mulai Goyah

Jumat, 21 November 2025 | 13:40 WIB