KALTENGLIMA.COM - Browser AI seperti ChatGPT Atlas buatan OpenAI dan Perplexity Comet kini hadir untuk mengusik dominasi Google Chrome. Fitur unggulan browser ini merupakan agen AI yang dapat membantu pengguna menyelesaikan tugas seperti belanja online dan mengisi formulir.
Namun pakar keamanan siber mengatakan browser AI memiliki risiko keamanan lebih besar dibandingkan browser tradisional. Mereka menyebut pengguna harus mempertimbangkan seberapa besar akses yang diberikan kepada agen AI dan apakah manfaatnya lebih besar daripada risiko.
Agar dapat bekerja optimal, browser AI seperti Comet dan ChatGPT Atlas meminta akses yang cukup sensitif, termasuk kemampuan melihat dan mengambil tindakan dalam email, kalender, dan kontak pengguna.
Baca Juga: Dokter Harvard Beberkan 5 Makanan-Minuman yang Diam-diam Picu Kanker
Tak hanya itu, masalah utama yang mengintai browser AI ialah serangan 'prompt injection', di mana hacker atau penjahat siber dapat menyembunyikan instruksi berbahaya di halaman web. Jika agen AI menganalisis halaman itu, agen tersebut bisa dikelabui untuk mengeksekusi perintah dari hacker.
Tanpa perlindungan yang cukup, serangan ini bisa mengakibatkan agen AI mengekspos data pengguna seperti email atau password, atau melakukan tindakan berbahaya tanpa sepengetahuan pengguna seperti melakukan transaksi tak dikenal atau mengunggah postingan media sosial.
Dane Stuckey, Chief Information Sevurity Officer OpenAI mengakui risiko keamanan usai meluncurkan 'agent mode', fitur agentic browsing yang ditawarkan ChatGPT Atlas. Tim keamanan Perplexity juga merilis postingan blog tentang prompt injection, dan menyebut masalah ini sudah sangat parah.
Baca Juga: Kata Peneliti BRIN Soal Gaduh Sumber Air Aqua: Mata Air Pegunungan Malah Rentan Kontaminasi
Untuk mengatasi masalah itu, OpenAI menciptakan 'loggged out mode' di mana agen AI tak akan login ke akun pengguna saat menjelajahi web. Fitur ini akan membatasi kemampuan agen AI, namun juga bisa membatasi data yang berpotensi diakses hacker.
Sementara, Perplexity sudah mengembangkan sistem deteksi yang bisa mengidentifikasi serangan prompt injection secara real-time, seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (26/10/2025).
Walau begitu, fitur pencegahan ini tak menjamin agen AI ChatGPT Atlas dan Comet kebal dari serangan. Rachel Tobac, CEO SocialProof Security mengatakan kredensial untuk browser AI akan menjadi target serangan, sebab itu pengguna harus menggunakan password unik dan autentikasi multi-faktor untuk melindungi akun.
Baca Juga: Jelang El Classico, Kylian Mbappe dalam Kondisi Siap Tempur
Tobac juga menyarankan pengguna untuk membatasi informasi yang boleh diakses versi awal ChatGPT Atlas dan Comet, dam mengisolasi browser dari akun sensitif terkait perbankan, kesehatan, serta informasi pribadi.