kaltenglima.com- Gunung Bondang adalah sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Wikipedia mencatat secara administratif mencangkup Desa Kolam dan Desa Saruhung di Kecamatan Tanah Siang. Gunung Bondang memiliki 5 puncak yaitu Puncak Karewa dengan ketinggian 1.410 Mdpl dan Puncak Lapak Pati setinggi 1.400 Mdpl. Sedangkan 3 puncak lainnya seperti Puncak Uwoi Pungkung, Puncak Anak Uning dan Puncak Tintai Tamiang memiliki ketinggian di bawah 1.400 Mdpl.
Suhu di puncak Gunung Bondang berkisar 7 derajat Celcius hingga 11 derajat Celcius. Gunung bondang sendiri adalah ikon Kabupaten Murung Raya (Mura) yang dijuluki Tana Malai Tolung Lingu disekitar gunung ini juga terdapat beberapa gua dan air terjun. Sungai-sungai yang berhulu di Gunung Bondang diantaranya Sungai Bumbun, Sungai Lami, Sungai Lampuyat, Sungai Perai dan Sungai Balapakan. Semuanya merupakan anak Sungai Barito.
Gunung ini merupakan sumber kehidupan bagi penduduk desa sekitarnya seperti Desa Saruhung, Soloi, Kolam, Beralang, Kalang Duhung, dan Tumbang Tonduk karena memiliki sungai sungai yang jernih, hutan, rotan, ikan, obat-obatan, keaneka ragaman hayati yang terkandung di dalamnya. Gunung Bondang juga merupakan gunung tertinggi di Kalteng dan masih menjadi Gunung atau tempat paling keramat bagi suku Dayak di Kalimantan.
Pun demikian, kisah kesakralan areal gunung yang dipercaya kerap menjadi tujuan warga pendatang untuk bertapa atau mencari petunjuk para leluhur ini datang dari warga Palangka Raya, kelahiran Kapuas.
Perempuan yang kerap disapa Ana ini menyebut, dalam sebuah kesempatan kunjungannya ke tempat itu, bukan sekedar cerita asal usul lintah haus darah jelmaan Dewi jahat Ajudahari yang ditemuinya. Namun entitas gaib lain yang berwujud putri cantik berbaju hijau.
“Ketika Saya dan rombongan sampai di kaki Gunung Bondan, Saya sudah ‘dicegat’ lintah aneh berwana hijau. Mengapa saya katakan aneh, logikanya jika ada satu lintah atau yang biasa disebut orang Dayak ‘halimantek’ maka di sekitarnya pasti ada lintah lainnya. Tapi itu hanya satu dan entah darimana tiba-tiba jatuh ke tangan rekan Saya, yang membuat kami kaget,” ujar Ana, yang dikarunia kelebihan secara spiritual dan kerap diminta melayani orang yang bersinggungan dengan spirit ‘lain’, Kamis (24/2).
Ia pun berkisah, setelah kejadian kejatuhan lintah hijau itu, mereka pun terus melanjutkan menuju puncak. Saat itulah, akunya, mata spiritualnya pun terbuka.
“Di area lembah, tiba-tiba Saya melihat ada sebuah istana gaib yang dipimpin seorang ratu cantik mengenakan gaun hijau. Awalnya Saya agak kurang yakin benarkan apa yang Saya lihat itu? Sementara selama ini belum pernah ada yang cerita tentang keberadaan istana gaib tersebut? Tapi keraguan itu pun berubah, setelah seorang rekan yang tak ikut naik ke gunung, tapi menunggu di kaki gunung menceritakan hal yang sama,” paparnya.
Menurut Ana, rekannya itu bercerita, ia melihat banyak kurcaci seperti yang digambarkan di dongeng-dongeng menjadi penghuni istana gaib tersebut. Entitas istana gaib itu pun bukan sekedar ada. Menurut mata batinnya, entitas astral itu ada, punya tugas untuk menjaga harta karun yang sangat banyak di gunung itu. Sedangkan lintah hijau yang ditemui di kaki gunung semacam pengintai yang dikirim melihat mereka, dan saat lintah itu disingkirkan area gaib itu pun terbuka bagi mata batinnya.
Menariknya lagi, menurut penelusuran spiritualnya, perempuan cantik pemimpin istana itu punya semacam hubungan kekerabatan dengan legenda Haji Amin Kelaru. Dilansir dari hutanitu.id, cerita legenda Haji Amin Kelaru adalah seorang tokoh dari Suku Dayak, beberapa sumber juga menyatakan bahwa ia adalah seorang datuk.
Haji Amin Kelaru dipercaya menghuni Sungai Kelaru di sebuah Alun-alun Terantang. Alun-alun Terantang ini merupakan sebuah padang pasir putih yang indah seperti tak berujung, jika malam hari tempat ini seperti sebuah kota, terang benderang.
Konon Haji Amin adalah seorang saudagar yang dikenal menguasai beberapa wilayah seperti Pantai Kalap, Pantai Cemeti, dan Batu Mandi tempat berlabuh kapalnya. Ia memiliki ilmu putih (istilah yang digunakan untuk kebaikan) yang bisa menyembuhkan orang sakit.