KALTENGLIMA.COM - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menilai fenomena #KaburAjaDulu di media sosial sebagai bentuk autokritik bagi para pemangku kebijakan.
Menurutnya, tagar tersebut mencerminkan sudut pandang masyarakat, terutama generasi muda, terhadap kondisi sosial dan ekonomi saat ini.
Lestari menganggap fenomena ini sebagai pengingat bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan dalam kebijakan pembangunan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan seperti akses lapangan pekerjaan yang semakin sulit akibat perubahan lanskap dunia kerja.
Baca Juga: Kemenkes Sediakan Skrining Lima Jenis Kanker di Program Cek Kesehatan Gratis
Meskipun belum ada data konkret mengenai peningkatan migrasi ke luar negeri, Lestari menegaskan pentingnya kewaspadaan dalam menyikapi dampak dari tagar ini.
Namun, ia tetap optimis bahwa generasi muda Indonesia masih memiliki potensi besar untuk menjadi garda terdepan dalam mewujudkan bangsa yang lebih adil dan makmur di masa depan.
Optimisme ini ia sampaikan dalam diskusi daring bertema Fenomena “Kabur Aja Dulu” dan Realitas Generasi Muda Indonesia yang digelar oleh Forum Diskusi Denpasar 12.
Baca Juga: Tugas Pertama Pramono-Rano, Keruk Semua Sungai di Jakarta
Menanggapi fenomena ini, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia-Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri, Yudha Nugraha, menyoroti tren migrasi global yang terus meningkat.
Ia mengingatkan bahwa meskipun migrasi adalah hak individu, negara tetap memiliki tanggung jawab dalam mengelolanya agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti melalui jalur ilegal.
Sementara itu, Andriyanto, dosen Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga, melihat fenomena ini sebagai keniscayaan, mengingat peningkatan jumlah penduduk usia kerja di Indonesia dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Sederet Fitur Baru di DM Instagram, Berbagi Musik hingga Translate Bahasa
Ia juga menyoroti potensi brain drain, di mana tenaga kerja berkualitas lebih memilih tinggal di luar negeri, yang dapat berdampak pada masa depan pembangunan nasional.