KALTENGLIMA.COM - Operasi pencarian korban masih terus berlangsung usai tabrakan antara pesawat penumpang dengan helikopter militer Black Hawk di Amerika Serikat.
Dua sumber penegak hukum dan satu sumber yang mengetahui situasi itu mengonfirmasi bahwa tak ada korban selamat yang ditemukan saat ini. Mereka mengatakan jika pesawat penumpang yang jatuh ke Sungai Potomac, Washington, DC usai tabrakan dengan Black Hawk, hancur berkeping-keping.
Berdasarkan sumber tersebut, para pejabat saat ini bersiap menghadapi bencana paling mematikan di Washington, DC dalam beberapa dekade sejak Pesawat Air Florida menabrak Jembatan 14th Street, yang menghubungkan Arlington, Virginia, dan Washington, DC, pada tahun 1982.
Baca Juga: Buntut Penembakan 5 WNI di Malaysia, Partai Buruh Demo di Kedubes Malaysia
Pesawat penumpang yang jatuh di Sungai Potomac dekat Bandara Ronald Reagan, Washington D.C merupakan milik maskapai American Airlines.
Maskapai penerbangan AS itu mengatakan 60 penumpang dan empat awak berada di dalam pesawat jet komersial yang jatuh ke Sungai Potomac di Washington, DC pada Rabu (29/1) malam waktu setempat. Pesawat penumpang regional tersebut jatuh ke sungai usai bertabrakan di udara dengan helikopter militer Black Hawk di dekat bandara Reagan National Airport.
“Penerbangan American Eagle 5342 dalam perjalanan dari Wichita, Kansas (ICT), ke Washington, D.C. (DCA) terlibat dalam kecelakaan di DCA," kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan. "Ada 60 penumpang dan empat awak di dalam pesawat itu," imbuhnya, dilansir kantor berita AFP.
Baca Juga: DPRD Barut Minta Penindakan Tegas soal Elpiji Mahal, Agen Usul Minta Hal Ini
Sementara, seorang pejabat Angkatan Darat AS menyebut helikopter militer yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah model Black Hawk yang membawa tiga tentara sebagai awaknya. Kondisi mereka saat ini tidak diketahui.
Washington Post mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan jika polisi telah mulai menarik beberapa mayat dari Sungai Potomac.