KALTENGLIMA.COM - Di tengah meningkatnya ketegangan akibat perang dagang dengan Amerika Serikat, pemerintah China menginstruksikan maskapai penerbangan nasional untuk menangguhkan pengiriman pesawat jet dari produsen Boeing.
Langkah ini diambil sebagai bentuk respons atas kebijakan Presiden AS Donald Trump yang baru-baru ini memberlakukan tarif impor sebesar 145 persen terhadap produk-produk asal China.
Dampaknya, saham Boeing tercatat turun sebesar 0,5 persen pada perdagangan Kamis, 17 April.
Baca Juga: Imigrasi Deportasi Dua Warga Tiongkok dari PIK 2 karena Langgar Aturan
Konflik ini turut mengguncang industri kedirgantaraan global, yang kini harus mempertimbangkan ulang kontrak-kontrak bernilai miliaran dolar, terutama setelah pemasok AS, Howmet Aerospace, memicu perdebatan terkait pihak yang harus menanggung beban tarif baru tersebut.
Perubahan mendadak dalam kebijakan tarif ini pun menimbulkan kebingungan, termasuk di kalangan CEO maskapai penerbangan yang akhirnya memilih menunda pengiriman pesawat demi menghindari bea masuk yang tinggi.
Sebelumnya, tiga maskapai terbesar di China—Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines—masing-masing telah merencanakan pengiriman 45, 53, dan 81 unit pesawat Boeing untuk periode 2025 hingga 2027.
Baca Juga: Harga Emas Antam Sentuh Rekor Baru: Tembus Rp2 Juta per Gram
Selain menangguhkan pengiriman, pemerintah China juga disebut meminta maskapai nasional menghentikan pembelian peralatan serta suku cadang dari perusahaan-perusahaan asal AS, meskipun hal tersebut belum dikonfirmasi secara resmi.
Para analis memprediksi bahwa dampak kebijakan ini terhadap Boeing tidak akan signifikan, sebab perusahaan tersebut masih memiliki opsi untuk mendistribusikan pesawat ke maskapai lain di luar China.
Sebaliknya, China justru diperkirakan akan menghadapi tantangan besar, terutama jika larangan pembelian suku cadang dari AS benar-benar diterapkan.
Baca Juga: Rencana Wajib Militer di RI, Kemenhan Sebut Anggaran Jadi Tantangan
Hal ini dapat berimbas serius pada kelangsungan program pesawat domestik seperti C919, yang bergantung pada komponen asal Amerika.
Analis dari Bank of America, Ron Epstein, bahkan menyebut bahwa tanpa pasokan komponen dari AS, program C919 bisa terhenti total.