KALTENGLIMA.com, Muara Teweh- Selain melapor ke Pertamina dan ESDM pusat, DPRD Barito Utara ternyata melapor pula ke DPR RI pusat terkait dugaan penyelewengan distribusi elpiji bersubsidi 3 kilogram.
Pengaduan itu pun ditindaklanjuti anggota komisi VII DPR RI, Willy M Yoseph. Rencananya, anggota DPR RI perwakilan Kalteng itu akan membawa SAM Pertamina perwakilan Kalteng.
Baca Juga: Dewan Barito Utara Sampaikan Mahalnya Elpiji Bersubsidi ke Pertamina dan ESDM
"Saya bersama teman-teman lain langsung lapor kemaren ke bapak Willy M Yoseph dan menceritakan keluhan warga terkait mahalnya elpiji bersubsidi di daerah kita. Alhamdulillah direspon dan beliau berencana ke Muara Teweh, selasa depan," kata H Tajeri kepada media ini, Jumat 4 Agustus 2023.
Segala cara kami tempuh guna menuntaskan permasalaham karut marut elpiji bersubsidi di Muara Teweh.
"Kasus di tempat kita ini ribut bukan karena kelangkaan. Tetapi karena harga yang mahal dipermainkam sejumlah pelaku usaha," kata politisi Gerindra Barito Utara ini.
Baca Juga: Vivo Menghadirkan HP Terbaru, Intip Spesifikasi dan Harga Vivo Y27 4G
Baca Juga: Usai Tuai Protes Konser di RSUD Bangil, Kotak Meminta Maaf
Diberitakan sebelumnya, temuan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Barito Utara, dugaan karut marut mahalnya harga elpiji bersubsidi di Barito Utara disebabkan antara lain :
Hasil pemantauan dan laporan masyarakat, agen dan pangkalan diduga belum sepenuhnya mengikuti HET yang ditetapkan pemerintah. Padahal agen sudah menandatangani surat pernyataan bermaterai.
Baca Juga: RSUD Bangil Pasuruan Jadi Sorotan Usai Gelar Konser di Dekat UGD dan Poli Jantung
Harga elpiji bersubsidi 3 kilogram yang beredar di masyarakat kisaran harga kekinian Rp38.000 sampai dengan Rp45.000 dalam kota Muara Teweh. Sedangkan harga diluar kota mencapai harga Rp55.000 per tabung.
Penyaluran elpiji bersubsidi 3 kilogram dilakukan secara terbuka yang seharusnya tertutup.
Penyaluran elpiji 3 kilogram dilakukan sampai ke kios-kios dan mengakibatkan harga jual semakin mahal.
Jumlah terbaru pangkalan di Barito Utara sebanyak 155 pangkalan. Namun terdapat beberapa pangkalan fiktif khususnya di luar Kota Muara Teweh.
Diduga ada agen yang menjual dengan harga tinggi dan menyalurkan LPG bersubsidi ke pangkalan tidak resmi. (*)