Berdasarkan data yang dipaparkan dalam diskusi tersebut, pengembangan jagung di Barito Utara menargetkan pemanfaatan lahan seluas 9.935,85 hektare yang terbagi dalam beberapa klaster.
Rincian lahan ini meliputi 2.216 hektare yang menerima bantuan bibit jagung, 3.515,97 hektare yang dikelola oleh mitra GAPKI dan non-GAPKI, serta 4.203,88 hektare yang masuk dalam program kemitraan dengan sektor pertambangan melalui sistem monokultur.
Beberapa perusahaan, di antaranya PT AGU, PT MPG, PT SAL/SYK, dan PT SSR, telah menyatakan kesiapannya untuk mendukung program ini dengan menerapkan pola tumpangsari dan monokultur dalam pengelolaan lahan pertanian.
Baca Juga: Sentil Hasto, KPK: Praperadilan Tak Halangi Pemeriksaan
Kapolres Barito Utara menekankan bahwa dengan koordinasi yang baik antara kepolisian, pemerintah daerah, dan perusahaan, ketahanan pangan melalui budidaya jagung hibrida dapat diwujudkan secara berkelanjutan. Upaya ini sejalan dengan program swasembada pangan nasional yang dicanangkan pemerintah pusat.