parlemen

Perang Rusia Ukraina Bawa Dampak Negatif Pengaruhi Negara Berkembang

Minggu, 6 Maret 2022 | 12:36 WIB
Anggota komisi VII DPRRI Mukhtarudin (Cholid Tri Subagyo)

Kaltenglima.com - Menyikapi dinamika politik keamanan global di awal tahun 2022 ini, Anggota Komisi VII dari Fraksi Golkar Mukhtarudin mengaku perang Rusia Ukraina yang telah berlangsung beberapa hari ini, ternyata membawa dampak negatif terhadap negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Dampak nyata konflik ini langsung berdampak pada naiknya harga minyak dunia. Harga minyak dunia jenis Brent bahkan mencetak rekor baru sejak 2014, tembus ke level US$ 105 per barel.

Tentunya, melonjaknya harga minyak dunia ini akan berpengaruh pada neraca perdagangan Indonesia karena kita banyak mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Dipastikan naiknya harga minyak menyebabkan efek domino bagi sektor-sektor lain. Misalnya saja akan menjadi pemicu naiknya harga komoditas karena biaya pengiriman/logistik akan menjadi mahal. Kenaikan berbagai macam barang ini dipastikan akan mendorong laju inflasi.

Menurut Mukhtarudin, kenaikan harga minyak mentah dunia yang mencetak rekor baru tembus ke level US$ 105 per barel itu sangat mempengaruhi APBN yang mana beban subsidi, khususnya pasokan BBM dan LPG akan meningkat dan bisa melebihi asumsi APBN tahun 2022.

“Defisit produksi minyak dan gas di dalam negeri, kenaikan harga minyak dunia ini tentu akan memukul keuangan negara APBN kita,” kata Mukhtarudin, saat dikonfirmasi kaltenglima.com Minggu (6/3/2022)

Naiknya harga minyak mentah dunia juga memicu kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP), tercatat menembus angka US$ 95,45 per barel. Hi

Dengan harga ICP yang naik maka akan menciptakan gap yang cukup jauh antara asumsi ICP dalam APBN tahun 2022 yang dipatok sebesar US$ 63 per barel.

“Oleh karena itu dinamika ini harus terus monitoring dan diantisipasi dampaknya. Baik harga minyak, maupun harga LPG,” ucap Mukhtarudin.

Mukhtarudin mengatakan, yang perlu disikapi dan disiasati oleh pemerintah adalah pengaruhnya terhadap naiknya beban subsidi, khususnya BBM dan LPG juga meningkat dan melebihi asumsi APBN 2022.

"Jadi, konflik perang Rusia- Ukraina, akan memberikan pengaruh politik dan ekonomi yang mengharuskan pemerintah untuk mengkalkulasi ulang strategi kebijakan serta program pemulihan ekonomi dan reformasi struktural yang menjadi fokus pemerintah di tahun 2022," lanjut Mukhtarudin.

Mukhtarudin menegaskan, pendadakan strategis Ukraina ini harus terus dicermati untuk mengantisipasi dampaknya terhadap ekonomi Indonesia lebih lanjut.

“Jadi, saya kira konflik global ini kembali menyadarkan kita untuk selalu waspada dan siap untuk menghadapi pendadakan strategis,” imbuh Mukhtarudin.

Politisi Dapil Kalimantan Tengah ini mengatakan mitigasi-mitigasi struktural dan substantif komprehensif yang sudah dijalankan untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 memberikan pembelajaran yang penting untuk mengatasi pendadakan strategis.

Halaman:

Tags

Terkini

Waket I DPRD Mura Dorong Perlindungan Anak

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:04 WIB