Jaringan 6G Mulai Diuji Coba di Jepang, Indonesia Kapan Menyusul?

photo author
- Sabtu, 18 Mei 2024 | 17:33 WIB
Ilustrasi - Pesan Kominfo ke Pemerintah Indonesia jangan terburu-buru mencanangkan jaringan 6G. (Dok.Arek  ITS)
Ilustrasi - Pesan Kominfo ke Pemerintah Indonesia jangan terburu-buru mencanangkan jaringan 6G. (Dok.Arek ITS)

 


KALTENGLIMA.COM -
Baru-baru ini, sebuah konsorsium jaringan telekomunikasi dari Jepang yang terdiri dari Docomo, NTT Corporation, NEC Corporation, dan Fujitsu telah mengungkapkan perangkat prototipe untuk teknologi 6G yang sangat mengesankan dalam hal kecepatan. Namun, pertanyaannya adalah kapan Indonesia akan mengadopsinya?

Dalam tanggapannya, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, mengingatkan bahwa Indonesia merupakan konsumen teknologi yang besar, bukan produsen. Oleh karena itu, penerapan teknologi baru harus dilakukan dengan bijak.

Ismail menekankan bahwa pengenalan teknologi baru seperti 6G akan memerlukan investasi yang signifikan karena Indonesia akan perlu mengimpor banyak peralatan dan infrastruktur. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa investasi besar ini memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat, dan bukan hanya merupakan pengeluaran yang sia-sia.

Baca Juga: Ini Dia Fitur untuk Deteksi HP Android Kamu Jika Dijambret!

"Karena dengan membangun dengan investasi yang besar seperti itu masyarakat kan akan bertanya apakah nanti tarifnya akan naik kalau sudah ada teknologi yang baru. sementara sebagian masyarakat merasa bahwa dengan yang sekarang juga sudah bisa melakukan aktivitasnya dengan baik," kata Ismail di Kantor Kominfo.

Ismail percaya bahwa yang paling tepat adalah fokus pada pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan, bukan terjebak pada perkembangan teknologi itu sendiri.

"Jadi kita supaya tidak terombang-ambing, (jangan) setiap perubahan teknologi kita latah ikut-ikutan. Butuh ini butuh itu, 5G 6G kapan? tapi setelah dibangun (menghabiskan) devisa besar, (tapi) pendapatan operator juga enggak naik-naik amat. Karena kalau dinaikkan tarifnya, masyarakat akan merasa berat untuk membayar kuota per bulannya," kata Ismail.

Baca Juga: Sony Xperia 1 VI Resmi Diluncurkan, Ini Dia Spesifikasinya

"Jadi kita harus menyesuaikan pembangunan infrastruktur itu sesuai dengan kebutuhan," tuturnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Deni Hariadi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PayPal Ajukan Izin Dirikan Bank di Amerika Serikat

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:42 WIB

FIFAe World Cup 2025 Hari Ini: Indonesia Vs Jepang

Rabu, 10 Desember 2025 | 12:44 WIB

Sudah Bisa Cek! Begini Cara Cek Youtube Wrapped 2025

Minggu, 7 Desember 2025 | 19:56 WIB

Harga RAM Melonjak, AMD Bakal Naikkan Harga Kartu Grafis

Selasa, 25 November 2025 | 13:03 WIB

Digoyang Google dan Anthropic, ChatGPT Mulai Goyah

Jumat, 21 November 2025 | 13:40 WIB
X