KALTENGLIMA.COM - Jutaan perangkat Windows tumbang akhir pekan lalu akibat update CrowdStrike yang bermasalah hingga mengakibatkan banyak layanan penting lumpuh. Lalu, mengapa perangkat Mac bisa lolos dari bencana ini?
Laporan terbaru Wall Street Journal mengungkap lebih banyak detail tentang masalah yang efeknya terasa di banyak negara ini, termasuk informasi dari Microsoft dan mengapa Mac tidak terdampak.
Fenomena blue screen of death (BSOD) massal yang terjadi di banyak negara disebabkan oleh update yang dirilis oleh CrowdStrike untuk software Falcon yang ada di perangkat Windows 10. Software ini juga terdapat di perangkat Mac dan Linux, namun keduanya tak terdampak sama sekali.
Baca Juga: Gaza Terdeteksi Virus Polio, Tentara Israel Panik Minta Divaksin
Di perangkat Windows, Falcon merupakan kernel module, yang memberikan akses penuh kepada PC. Artinya kernel dapat mengakses memori, proses, perangkat, dan file.
Sebagian besar software di PC dibatasi hanya untuk user mode, di mana kode yang salah tidak dapat mengakibatkan kerusakan. Namun software dengan akses mode kernel dapat mengakibatkan kerusakan fatal seperti pekan lalu jika menerima update yang bermasalah.
Software Falcon tak mengakibatkan masalah serupa di perangkat Mac sebab Apple tidak memberikan akses kernel kepada developer. Di macOS Catalina yang dirilis tahun 2019, Apple tak lagi menggunakan ekstensi kernel dan beralih ke ekstensi sistem yang berjalan di level pengguna, bukan di level kernel.
Baca Juga: Murung Raya Luncurkan Imunisasi Pekan Nasional
Perubahan ini membuat perangkat Mac jadi lebih stabil dan aman, dan terlindungi dari update software bermasalah seperti yang dirilis CrowdStrike, seperti dilansir dari MacRumors.
Dalam keterangan resminya kepada Wall Street Journal, Microsoft menyalahkan Uni Eropa sebab tidak bisa menawarkan perlindungan yang sama ke perangkat Windows seperti yang diberikan Apple untuk Mac. Microsoft menyenutka mereka tidak bisa menutup sistem operasinya sebab kesepakatan yang dibuat dengan Komisi Eropa.
Di tahun 2009, Microsoft menyetujui aturan interoperabilitas yang memberikan aplikasi keamanan pihak ketiga akses yang sama ke Windows seperti yang dimiliki Microsoft. Perusahaan besutan Bill Gates ini juga setuju memberikan akses kernel ke pihak ketiga untuk menyelesaikan sejumlah isu anti-kompetisi di Uni Eropa.
Baca Juga: Pemkab Ajak KNPI Murung Raya Dukung Program Pemrintah
Apple sejauh ini belum dipaksa untuk menerapkan perubahan serupa terhadap Mac. Tetapi sejak Digital Markets Act disahkan, Uni Eropa terus mendesak Apple untuk membuka sistem operasinya
Artikel Terkait
Tak Hanya Soda, Senyawa BPA Juga Picu Gagal Ginjal Kronis, Bagaimana Cara Cegahnya?
Gibran Pantau Uji Coba Pembagian Makanan Bergizi di SD Bogor, Apa Menunya?
Jembatan Nyaris Putus di Sukabumi, Warga-Siswa Bergelantungan untuk Menyeberang!
Tiket Pesawat Garuda Diskon hingga 80%, Rute Apa Saja?
Piala AFF U-19: Indonesia Vs Timor Leste, Indra Sjafri Atur Strategi