KALTENGLIMA.COM - Intel mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 15 persen dari stafnya, yang setara dengan sekitar 15.000 karyawan.
Langkah ini diumumkan dalam sebuah memo kepada karyawan pada Kamis (1/8), seperti dilaporkan oleh TechCrunch.
PHK besar-besaran ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengurangi pengeluaran sebesar 10 miliar dolar AS (Rp162 triliun) pada tahun 2025.
Baca Juga: Ucapan Duka Pemimpin Hamas Dihapus, Turki Blokir Instagram
Keputusan ini diambil setelah laporan pendapatan kuartal kedua yang buruk dan prospek yang suram.
CEO Pat Gelsinger menyatakan bahwa pendapatan perusahaan tidak tumbuh sesuai harapan dan bahwa Intel belum sepenuhnya memanfaatkan tren kuat seperti kecerdasan buatan (AI).
Ia juga menekankan bahwa biaya perusahaan terlalu tinggi dan margin terlalu rendah, sehingga diperlukan tindakan yang lebih berani untuk mengatasi kedua masalah tersebut.
Baca Juga: Perdana Pakai Kamera 108 MP, Secanggih Apa Poco M6 4G?
Intel mengalami penurunan pendapatan tahunan sebesar 24 miliar dolar AS (Rp390 triliun) antara tahun 2020 dan 2023, meskipun jumlah karyawannya meningkat 10 persen selama periode yang sama.
Penurunan pendapatan sebesar 1 persen juga dilaporkan untuk kuartal kedua dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perusahaan mengaitkan kerugian ini dengan hambatan margin kotor terkait produk PC AI-nya.
Baca Juga: iPhone 16 Pro Bakal Rilis Tiga Warna, Simak Bocorannya!
Selain itu, Intel menangguhkan dividen pemegang sahamnya mulai kuartal keempat 2024 dan mengantisipasi tren paruh kedua tahun yang "lebih menantang" dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sebagai bagian dari rencana pengurangan biaya, Intel akan menawarkan program "keberangkatan sukarela" kepada karyawan mulai minggu depan, serta penawaran pensiun yang ditingkatkan untuk karyawan yang memenuhi syarat.
Artikel Terkait
Siap-siap! Tecno Phantom V2 Fold Segera Meluncur, Ini Bocoran Spesifikasinya
Mitsubishi Berikan Warna Baru untuk Mobil Outlander PHEV
Xiaomi Redmi Note 13 Kembali Turun Harga, Jadi Berapa?