Mirip Tragedi Microsoft 1999, Nasib Google di Ujung Tanduk

photo author
- Jumat, 9 Agustus 2024 | 14:39 WIB
Ilustrasi google. Sumber (Pixabay)
Ilustrasi google. Sumber (Pixabay)

KALTENGLIMA.COM - Pada pekan ini, pengadilan memutuskan bahwa Google bersalah karena memonopoli internet melalui mesin pencari yang dijadikan default pada berbagai browser dan perangkat ponsel di seluruh dunia.

Kasus ini mengingatkan pada situasi serupa yang menimpa Microsoft pada tahun 1999, di mana perusahaan tersebut dinyatakan bersalah karena menggunakan kekuatan pasar sistem operasi Windows untuk memonopoli browser dan mengalahkan saingannya, Netscape Navigator.

Penyelesaian perkara Microsoft pada tahun 2001 mengharuskan mereka menghentikan praktik yang merugikan pesaingnya dalam kesepakatan distribusi PC.

Baca Juga: UNIQLO Kolaborasi dengan KAWS dan Andy Warhol, Makin Keren

Kasus Google yang diajukan oleh pemerintah pada tahun 2020 menuduh perusahaan tersebut membangun "tembok" besar yang menghalangi persaingan di industri pencarian internet, dengan tujuan mempertahankan dominasi mereka sebagai pemain utama di pasar tersebut.

Hakim Amit Mehta, dalam putusan setebal 300 halaman, menyatakan bahwa kesamaan utama antara kasus Google dan Microsoft adalah penggunaan "kekuatan layanan default" untuk mempertahankan posisi mereka di pasar.

Google telah mengeluarkan miliaran dolar setiap tahun untuk memastikan mesin pencarinya tetap menjadi default pada perangkat seperti iPhone milik Apple dan Samsung.

Baca Juga: Vivo V40 Series Resmi Meluncur di Eropa: Spesifikasi Gahar dan Desain Elegan

Meskipun pengguna dapat mengakses mesin pencari pesaing melalui opsi non-default, jarang ada yang melakukannya, menurut Hakim Mehta.

Beberapa ahli hukum percaya bahwa Google mungkin diminta untuk membatalkan kesepakatan eksklusifnya dan mempermudah akses ke mesin pencari lain bagi pengguna.

Selain penalti finansial, perubahan dalam model bisnis Google bisa menjadi risiko yang lebih besar, karena kehilangan status sebagai layanan default dapat berdampak signifikan pada pendapatan mereka.

Baca Juga: Samsung Bocorkan Kehadiran Galaxy S24 FE

Google kemungkinan akan mencoba menggunakan peran kecerdasan buatan (AI) dalam pasar pencarian untuk membela diri dalam bandingnya.

Mantan kepala teknolog FTC, Neli Chilson, menyatakan bahwa persaingan dari AI dan penyedia pencarian vertikal lainnya, seperti Amazon dan ChatGPT, dapat mengubah dinamika pasar dan mengancam model bisnis Google yang didasarkan pada iklan penelusuran umum.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dedy Hermawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PayPal Ajukan Izin Dirikan Bank di Amerika Serikat

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:42 WIB

FIFAe World Cup 2025 Hari Ini: Indonesia Vs Jepang

Rabu, 10 Desember 2025 | 12:44 WIB

Sudah Bisa Cek! Begini Cara Cek Youtube Wrapped 2025

Minggu, 7 Desember 2025 | 19:56 WIB

Harga RAM Melonjak, AMD Bakal Naikkan Harga Kartu Grafis

Selasa, 25 November 2025 | 13:03 WIB

Digoyang Google dan Anthropic, ChatGPT Mulai Goyah

Jumat, 21 November 2025 | 13:40 WIB
X