Pendiri Telegram Ditangkap di Prancis, Ada Apa?

photo author
- Minggu, 25 Agustus 2024 | 15:42 WIB
Foto Pavel Durov Pendiri Telegram (Instagram/ @durov)
Foto Pavel Durov Pendiri Telegram (Instagram/ @durov)

KALTENGLIMA.COM - Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi perpesanan Telegram, dilaporkan ditangkap di Bandara Bourget, di luar Paris, pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024.

Berita ini pertama kali disampaikan oleh media Prancis, TF1 TV dan BFM TV, meski keduanya mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Telegram, yang memiliki pengaruh besar di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet, adalah salah satu platform media sosial utama dunia.

Baca Juga: Gempa Megathrust Kian Mendekat, Waspada Zona Merahnya di RI

Berbasis di Dubai, Telegram didirikan oleh Durov yang berasal dari Rusia. Durov meninggalkan Rusia pada 2014 setelah menolak tuntutan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosialnya, VK, yang kemudian dijualnya.

Menurut laporan TF1, Durov bepergian dengan jet pribadinya saat ditangkap. Durov diduga menjadi target surat perintah penangkapan terkait penyelidikan atas kurangnya moderasi di Telegram, yang dianggap memungkinkan aktivitas kriminal berlanjut tanpa pengawasan di platform tersebut.

Hingga saat ini, Telegram belum memberikan komentar terkait penangkapan ini, begitu pula dengan Kementerian Dalam Negeri dan kepolisian Prancis.

Baca Juga: Cara Mudah Hapus Jejak Digital untuk Lindungi Data Privasi Kamu

Durov, yang kekayaannya diperkirakan mencapai US$15,5 miliar menurut Forbes, telah menyatakan bahwa berbagai pemerintah di dunia telah mencoba menekannya. Namun, dia menegaskan bahwa Telegram harus tetap menjadi "platform netral" dan tidak terlibat dalam geopolitik.

Kedutaan Besar Rusia di Prancis mengatakan kepada kantor berita Rusia TASS bahwa mereka belum dihubungi oleh tim Durov terkait penangkapan ini, tetapi mereka telah mengambil langkah cepat untuk mengklarifikasi situasi.

Sementara itu, beberapa politisi Rusia, termasuk perwakilan Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, menuduh Prancis bertindak otoriter dalam penangkapan ini.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dedy Hermawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PayPal Ajukan Izin Dirikan Bank di Amerika Serikat

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:42 WIB

FIFAe World Cup 2025 Hari Ini: Indonesia Vs Jepang

Rabu, 10 Desember 2025 | 12:44 WIB

Sudah Bisa Cek! Begini Cara Cek Youtube Wrapped 2025

Minggu, 7 Desember 2025 | 19:56 WIB

Harga RAM Melonjak, AMD Bakal Naikkan Harga Kartu Grafis

Selasa, 25 November 2025 | 13:03 WIB

Digoyang Google dan Anthropic, ChatGPT Mulai Goyah

Jumat, 21 November 2025 | 13:40 WIB
X