KALTENGLIMA.COM - Perusahaan rintisan (startup) teknologi asal China yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yakni DeepSeek membuat heboh global pada Senin (27/1/2025) kemarin waktu setempat.
Dimana kehebohan ini membuat saham-saham teknologi di Amerika Serikat (AS) pun ditutup ambruk kemarin.
DeepSeek berhasil menyalip saingannya yakni ChatGPT, sebagai aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store Apple di AS.
Baca Juga: 10 Film Netflix Terpopuler Pekan Ini, Bikin Libur Panjangmu Betah Nonton
Tak hanya itu, DeepSeek juga mengancam aura tak terkalahkan di sekitar industri teknologi Amerika.
Lalu apa dan siapa sebenarnya Deepseek?
Deepseek merupakan model kecerdasan baru yang dikembangkan oleh DeepSeek.
Deepseek sendiri merupakan sebuah startup yang lahir setahun lalu.
Baca Juga: Semangat Baru, Dewan Murung Raya Ajak Saling Kompak
Entah bagaimana caranya, teknologi itu berhasil mencapai terobosan yang oleh investor teknologi terkenal Marc Andreessen disebut sebagai "momen Sputnik AI".
Maklum, R1 hampir dapat menandingi kemampuan para pesaingnya yang jauh lebih terkenal, seperti; GPT-4 OpenAI, Llama Meta, dan Gemini Google tetapi dengan biaya yang lebih murah.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka hanya menghabiskan US$5,6 juta untuk mendukung model dasar AI-nya.
Baca Juga: Juventus Resmi Umumkan Pinjamkan Renato Veiga dari Chelsea, Ini Rincian Transfernya
Biaya tersebut pastinya lebih murah jika dibandingkan dengan dana ratusan juta, bahkan miliaran dolar yang dikeluarkan perusahaan-perusahaan AS untuk mengembangkan teknologi AI mereka.
Yang lebih mengejutkan, keberhasilan pengembangan Deepseek ini terjadi saat Amerika Serikat telah berupaya selama bertahun-tahun untuk membatasi pasokan chip AI berdaya tinggi ke China dengan alasan masalah keamanan nasional.
Keberhasilan pengembangan ini membuat DeepSeek terbukti menjadi AI berbiaya rendah dengan chip AI yang dayanya relatif rendah.