Dianggap Bukan Lagi Kader PDIP, Partai Gerindra Barut Terbuka untuk Felix, Akankah Merapat?

photo author
- Minggu, 21 September 2025 | 19:45 WIB
Wakil Bupati Barito Utara terpilih, Felix Sonadie Y. Tingan. Foto-net
Wakil Bupati Barito Utara terpilih, Felix Sonadie Y. Tingan. Foto-net

MUARA TEWEH - Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) Barito Utara terbuka dan siap menerima jika nama Felix Sonadie Y. Tingan ingin bergabung menjadi kader partai Gerindra.

Ini disampaikan Ketua DPC Partai Gerindra Barito Utara, H. Tajeri terkait kemungkinan menarik Felix Sonadie ke partai besutan Presiden Prabowo Subianto itu.

“Partai GERINDRA terbuka untuk siapa saja, bagi yang mau menjadi anggota Partai GERINDRA dengan sangat terbuka, tentunya mengikuti aturan yang ada,” sebutnya. Minggu, 21 September 2025.

Ini menyoroti nama Felix Sonadie tak ada turut didalam daftar penjaringan calon ketua DPC PDIP Barut yang sudah disetorkan ke DPD PDIP Kalteng. Padahal, saat ini posisi Felix yang merupakan kader sejati PDIP telah terpilih sebagai wakil bupati.

Bahkan, Felix sendiri menyatakan dirinya siap maju sebagai calon Ketua DPC PDIP Barito Utara pada Musyawarah Cabang (Muscab) mendatang.

Sementara di sisi lain, dinamika politik di tubuh PDIP Barut telah mengungkapkan bahwa Felix sudah bukan kader Banteng lagi pasca lebih memilih maju berpasangan dengan Shalahuddin, dibanding alih-alih tunduk dengan rekomendasi partai yang mengusung paslon Jimmy-Inri pada PSU Pilkada Barut.

Isu lainnya pun mencuat adanya penjegalan nama Felix untuk maju sebagai calon ketua DPC PDIP Barut, meski isu tersebut telah ditepis langsung Ketua DPC PDIP Barut saat ini, Sastra Jaya.

"Tidak ada itu penjegalan. Tidak benar isu menjegal yang bersangkutan. Kita punya mekanisme. Silahkan jika mau bisa melalui rekomendasi DPP langsung, atau DPD untuk maju. Karena kewenangan kader di DPC ada di DPP. Kami tidak bisa memvonis teman," jelas Sastra.

Menanggapi perihal ini, pengamat politik Dr Farid Zaky Yopiannor, M.Si mengandaikan bahwa partai adalah “Mesin besar untuk mendisiplinkan elite”.

"Artinya, siapa yang tidak tunduk pada mesin, siap-siap ditendang keluar dari roda partai. Nah, kasus Felix ini persis contoh relevan dengan istilah tersebut," kata Dr Farid Zaky.

Ia mengatakan, hal ini mesti dipahami bahwa PDIP adalah partai ideologis, dia amat keukeuh dengan keputusan garis partai. Sehingga marwah organisasi diatas segalanya.

"Humornya begini: dalam politik lokal, kadang lebih aman “jadi tuan rumah di dapur kecil” daripada “jadi tamu di istana besar”. Felix memilih jalannya sendiri, meski konsekuensinya harus kehilangan peluang untuk menduduki kursi ketua partai," tuturnya.

“Felix boleh duduk di kursi wakil bupati, tapi untuk kursi ketua partai, PDIP jelas bilang: silakan cari bangku lain.” imbuh Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.

Dengan demikian, penilaian dari kacamata publik menurut Dr Farid Zaky adalah sah-sah saja untuk menafsir apapun itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahya Firmansyah

Rekomendasi

Terkini

X