daerah

Ada Pencemaran Air di Sungai Sampit Wabup Kotim Turun Langsung Menyelidiki ke Lokasi

Selasa, 7 Juni 2022 | 21:34 WIB
Pencemaran sungai meresahkan warga, warga Kecamatan Mentaya Hilir Utara mengadu ke Pemkab Kotim terkait pencemaran Sungai Sampit (Tim Kalteng Lima 10)


Kaltenglima.com - Mendengar adanya informasi pencemaran air di Sungai Sampit Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Kotawaringin Timur, Irawati turun langsung menyelidiki ke lapangan.

Pencemaran air itu dikeluhkan warga, dengan ditemukannya ratusan ikan yang mati secara tiba-tiba, dan diduga pencemaran itu akibat limbah perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Bukan kaleng-kaleng yang dilakukan Irawati, penyelidikan pencemaran air Sungai Sampit itu dilakukannya selama dua hari pada Minggu (6/6/2022) dan Senin (7/6/2022) meninjau langsung ke lokasi.

Baca Juga: GP Ansor Kalteng Gelar PKD dan Susbalan di Parenggean, Ratusan Banser Siap Jaga Ulama

Dalam penyelidikan itu Wakil Bupati ini berdialog langsung dengan perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut. Karena dugaan kuat penyebabnya dari aktivitas perusahaan perkebunan.

”Kami telah menerima laporan warga terkait banyaknya ikan yang mati di bantaran Sungai Sampit. Laporan ini dari warga Desa Natai Baru, Rongkang, Ramban, dan Bagendang Tengah,” kata Irawati.

Langkah yang dilakukan Irawati itu atas petunjuk Bupati Kotim, Halikinnor. Untuk itu Wabup turun langsung ke lapangan didampingi Dinas Lingkungan Hidup, kepolisian, kecamatan wilayah setempat, serta dibantu damang dan masyarakat.

Diketahui ada empat perusahaan yang beroperasi di sekitar Sungai Sampit, Kecamatan Menyata Hilir Utara. Keempat perusahaan itu antara lian, PT GAP, PT Agro Bukit, PT Sapta Karya Damai, dan PT Mustika Sembuluh.

Baca Juga: Konflik Pengelolaan Lahan Koperasi Cempaga Perkasa di-RDP Dewan

Irawati menuturkan, pihak perusahaan pada dasarnya siap membantu, karena tercemarnya air sungai sangat berdampak terhadap kelangsungan hidup masyarakat di wilayah tersebut.

”Tapi belum jelas, apakah itu dampak karena limbah atau apa, kami akan tunggu hasilnya setelah satu bulan. Perusahaan siap membantu, karena masyarakat rata-rata di sini adalah nelayan tradisional," kata Irawati.

"Mereka bukan meminta uang, tapi diharapkan melalui CSR-nya, dilakukan pendampingan agar mereka tetap mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan hidup keluarga,” imbuhnya.

Sementara itu, General Manager PT Agro Bukit Ahmad Wildan mewakili manajemen, mengucapkan terima kasih atas inisiatif dan proaktifnya respons cepat Pemkab Kotim menanggapi laporan warga ini.

”Dengan turun langsungnya Wakil Bupati ini, kami merasa sangat terbantu sekali. Artinya, kami mendapatkan kejelasan adanya pencemaran air ini, karena informasi yang kami terima masih simpang siur. Meskipun dugaan penyebabnya diakibatkan oleh limbah kami,” ucapnya.

Baca Juga: Pemkab Kotim Akan Berikan Beasiswa Pendidikan Kedokteran Bagi Putra-Putri Daerah

Halaman:

Tags

Terkini