Waktu itu mereka masih kelas tiga SMP. Ditugaskan oleh orang tua (ibu) Kaji Edan setiap libur Sabtu sore dan Minggu menagih kredit itu. Menagih itu dibikin aturan oleh Ibu, kalau dapat Rp 100 ribu kami mendapat diberi Ibu Rp 5 ribu, tapi kalau hanya mendapat Rp 90 ribu mereka tidak mendapatkan uang fee.
"Arif ini suatu saat pinter dia. Jadi kalau nagih 90 ribu kan ga dapat. Tapi kalau dapatnya 150 ribu, yang disetornya cuma 100 ribu, yg 50 ribu di simpan. Lalu bagaimana ini Rif. Dia bilang simpan aja, jadi kalau kita dapat lagi 80 ribu, masukin kan dapat 100 lebih, jadi setiap nagih dia dapat (fee) 5 ribu," kata Kaji Edan.
Tapi hebatnya Arif, kata Kaji Edan, sistem itu hitungannya pas sehingga ibunya tidak komplain.