KALTENGLIMA.COM - Asbes merupakan salah satu material yang cukup populer digunakan sebagai bahan atap karena daya tahannya terhadap panas, listrik, dan korosi.
Material ini terbuat dari mineral silikat yang memiliki serat lembut namun cukup kuat, sehingga dinilai layak untuk digunakan sebagai atap rumah.
Namun, seiring berjalannya waktu, keamanan penggunaan asbes mulai dipertanyakan, terutama karena potensi bahayanya bagi kesehatan.
Baca Juga: Penuh Gizi, Ini Alasan Taoge Baik Dikonsumsi untuk Kesehatan
Ketika atap asbes mengalami kerusakan akibat faktor cuaca atau usia pemakaian, partikel halusnya dapat terlepas ke udara.
Jika partikel ini terhirup, dapat masuk ke paru-paru dan menetap di dalam tubuh, menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.
Serat asbes bersifat mikroskopis, sehingga tidak terlihat, tidak berbau, dan tidak dapat dirasakan secara langsung.
Baca Juga: Catat! Ini Tingkat Kesulitan Gunung Rinjani bagi Pendaki Pemula
Jika masuk ke dalam tubuh, partikel tersebut bisa memicu peradangan, jaringan parut, bahkan kerusakan genetik yang berujung pada penyakit kronis seperti asbestosis, kanker paru-paru, dan mesothelioma.
Bahaya ini umumnya baru muncul dalam jangka panjang, sekitar 20 hingga 30 tahun setelah terpapar pertama kali.
Meskipun belum ada ambang batas paparan yang benar-benar dianggap aman, risiko meningkat tajam jika seseorang terpapar asbes dalam jumlah sedang hingga tinggi secara terus-menerus.
Baca Juga: Waspadai Bahayanya, Ini Dampak Buruk Makan Kemiri Mentah
Untuk menghindari dampak buruk tersebut, disarankan untuk mengganti atap asbes dengan bahan lain yang lebih aman.