KALTENGLIMA.COM - Siapa sih yang belum pernah dikira malas hanya karena suka istirahat, bergerak pelan, atau tidak terlihat sibuk? Padahal, menurut para psikolog, sebagian orang justru punya gaya kerja yang disebut “malas tapi produktif” — yaitu bekerja dengan cara yang lebih tenang, efisien, dan tepat sasaran tanpa harus terlihat terburu-buru.
Dilansir dari Power of Positivity dan Global English Editing, banyak perilaku yang tampak santai ternyata punya manfaat besar untuk menjaga fokus dan kualitas hasil kerja.
Contohnya, tidur cukup, mengambil waktu rehat di tengah hari, hingga berani berkata “tidak” pada hal-hal yang tidak penting. Semua ini bukan tanda kemalasan, melainkan bentuk pengelolaan energi yang cerdas.
Baca Juga: Comeback Manis! Ole Romeny Akhirnya Tampil Lagi Bersama Oxford United
Kebiasaan lain yang sering disalahartikan sebagai malas adalah menunda pekerjaan dengan tujuan berpikir lebih matang.
Dalam psikologi, hal ini disebut procrastination with purpose, di mana seseorang sengaja memberi waktu otaknya untuk mencari solusi terbaik sebelum bertindak.
Jadi, diam sejenak bukan berarti lalai, melainkan memberi ruang bagi kreativitas untuk bekerja.
Baca Juga: FIFA Luncurkan Penghargaan Baru “FIFA Peace Prize” untuk Tokoh Perdamaian Dunia
Selain itu, merenung, berjalan santai, atau merapikan ruang kerja juga termasuk bagian dari strategi kerja produktif.
Aktivitas sederhana ini membantu otak beristirahat dari tekanan dan memulihkan fokus. Ketika pikiran terasa tenang dan ruang kerja tertata, ide-ide segar justru muncul lebih mudah.
Pada akhirnya, produktivitas bukan soal siapa yang paling sibuk, tapi siapa yang paling tahu cara menggunakan energi dengan bijak.
Jadi, kalau kamu memilih untuk istirahat, fokus pada prioritas utama, dan bekerja dengan ritme yang nyaman, bukan berarti kamu malas — bisa jadi kamu sedang menjalani gaya hidup malas tapi produktif yang justru bikin hidup lebih seimbang dan bahagia.