Umumkan Darurat Demografi, Korsel Kelabakan Warganya Ogah Punya Anak

photo author
- Sabtu, 22 Juni 2024 | 11:03 WIB
Angka kelahiran di Korea Selatan menurun. (Koreaboo)
Angka kelahiran di Korea Selatan menurun. (Koreaboo)

 

KALTENGLIMA.COM - Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mendeklarasikan "darurat populasi nasional", mengeluarkan langkah-langkah untuk memperluas bantuan demi meningkatkan angka bayi baru lahir.

"Krisis populasi yang disebabkan oleh tingkat kelahiran yang sangat rendah adalah masalah utama dan kritis bagi Korea Selatan," katanya, sambil menambahkan jika penurunan populasi yang cepat saat ini telah menjadi masalah yang memicu kekhawatiran mengenai kelangsungan hidup Korea Selatan dilansir dari Strait Times.

Korea Selatan, yang merupakan salah satu negara dengan tingkat kesuburan terendah di dunia, kembali mengalami penurunan angka kelahiran. Pada bulan lalu, Statistik Korea menerbitkan data yang memperlihatkan jika angka kelahiran di negara itu telah turun sebesar 8 persen pada tahun 2023 menjadi 0,72 dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar 0,78.

Baca Juga: Fabio Azka Irawan Disebut Sebagai Titisan Pratama Arhan Usai Membuka Peluang Kemenangan di Laga Timnas Indonesia vs Singapura

Menyadari betapa mendesaknya masalah ini, Yoon menyebutkan pemerintah meluncurkan sistem tanggap darurat yang komprehensif. Hal itu termasuk membentuk Departemen Strategi Kependudukan, kementerian baru untuk mengatasi krisis populasi.

Menurut laporan Korea Herald, biaya tempat tinggal termasuk biaya membeli atau menyewa rumah merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi pasangan suami istri dalam mempunyai anak.

Para ahli menyebutkan alasan terjadinya pergeseran demografi ialah tuntutan budaya kerja, stagnasi upah, kenaikan biaya hidup, perubahan sikap terhadap budaya kerja dan kesetaraan gender, serta meningkatnya kekecewaan di kalangan generasi muda.

Baca Juga: Timnas Indonesia Masuk Pot Terbawah Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Tantangan Berat Menanti!

Sejumlah langkah pun diambil pemerintah untuk menekan penurunan populasi. Mulai dari pemberian insentif sampai mewajibkan cuti panjang bagi orang tua untuk mengurus anak.

Pemerintah Korsel juga akan memberikan waktu kerja yang fleksibel, memperpanjang batas usia untuk pengurangan jam kerja bagi orang tua yang mempunyai anak kecil dan memberikan subsidi bagi pemberi kerja yang mempekerjakan pengganti sementara bagi pekerja yang tengah cuti sebagai orang tua.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X