KALTENGLIMA.COM - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) menawarkan seluruh pegawainya opsi untuk mengundurkan diri secara sukarela dengan imbalan menerima kompensasi dalam jumlah tertentu.
Hal itu disampaikan oleh seorang juru bicara CIA, setelah pemerintahan Trump merombak dan mengurangi anggaran pemerintah federal.
Tawaran gaji dan tunjangan selama delapan bulan ini serupa dengan tawaran pengunduran diri dini, yang diajukan kepada para pegawai di lembaga federal lainnya.
Baca Juga: Heboh! Taecyeon 2PM Disebut Melamar Kekasihnya di Paris, Pihak Agensi Buka Suara
Media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) dalam laporannya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (5/2/2025), menyebut langkah ini akan menjadikan CIA sebagai badan intelijen pertama yang bergabung dengan program redundansi sukarela yang dicetuskan Trump untuk pegawai-pegawai federal AS.
Tawaran pengunduran diri massal seperti ini disebut sebagai "buyout", yang biasanya melibatkan insentif finansial untuk para pegawai yang bersedia pensiun dini atau mengundurkan diri secara sukarela.
Dua sumber yang dikutip Reuters menyebut langkah ini dimaksudkan untuk menjadikan CIA sejalan dengan prioritas pemerintahan Trump saat ini.
Baca Juga: Diputuskan Bersalah, Ari Bias Menangkan Gugatan Royalti ke Agnez Mo Rp 1,5 Miliar
Juru bicara CIA dalam pernyataan terpisah menyebut langkah "buyout" itu bertujuan menyelaraskan badan intelijen pusat AS tersebut dengan tujuan Direktur baru CIA John Ratcliffe.
"Direktur Ratcliffe bergerak cepat untuk memastikan tenaga kerja di CIA responsif terhadap prioritas keamanan nasional pemerintah. Langkah ini adalah bagian dari strategi holistik untuk memberikan energi baru kepada badan ini," jelas juru bicara CIA dalam pernyataannya.
Pihak CIA tidak mengungkapkan anggaran untuk buyout ini atau jumlah pegawai yang mereka pekerjaan.
Baca Juga: Profil Ahmad Ali Eks Waketum NasDem, Rumahnya Digeledah KPK Terkait Pencucian Uang Hasil Korupsi
Disebutkan oleh WSJ dalam laporannya, yang mengutip keterangan dari salah satu penasihat Ratcliffe, bahwa badan intelijen pusat AS itu juga membekukan perekrutan para pencari kerja yang sudah diberi tawaran bersyarat.
Beberapa tawaran yang ditangguhkan itu, menurut penasihat Direktur CIA itu, kemungkinan akan dibatalkan jika pencari kerja tidak memiliki latar belakang yang sesuai untuk tujuan baru badan intelijen pusat AS itu, yang mencakup menargetkan kartel narkoba, perang dagang yang diinisiasi Trump, dan melemahkan China.