internasional

Cegah Penipuan Online, Thailand Pertimbangkan Pembangunan Tembok Perbatasan

Senin, 3 Maret 2025 | 16:41 WIB
Ilustrasi Kota Thailand. (Riccardo Duxenneuner dari Pixabay)

KALTENGLIMA.COM - Pemerintah Thailand tengah mempertimbangkan pembangunan tembok di sebagian perbatasannya dengan Kamboja sebagai langkah untuk mencegah penyeberangan ilegal.

Gagasan ini muncul seiring dengan meningkatnya upaya multinasional dalam membongkar jaringan penipuan daring yang semakin marak di kawasan tersebut.

Juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Houngsub, menyatakan bahwa rencana ini masih dalam tahap kajian, termasuk mengenai cara pelaksanaannya, hasil yang diharapkan, serta efektivitasnya dalam menangani masalah perbatasan.

Baca Juga: Jelang Libur Lebaran, ASN dan Pegawai BUMN Diberlakukan WFA, Swasta Diminta Ikuti

Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai panjang tembok yang mungkin akan dibangun. Hingga saat ini, pemerintah Kamboja juga belum memberikan tanggapan terkait usulan tersebut.

Thailand dan Kamboja memiliki perbatasan sepanjang 817 kilometer. Kementerian Pertahanan Thailand sebelumnya mengajukan usulan pembangunan tembok di sepanjang 55 kilometer area perbatasan yang memisahkan Provinsi Sa Kaeo di Thailand dengan kota Poipet di Kamboja.

Saat ini, perbatasan di wilayah tersebut hanya dibatasi oleh kawat berduri, yang dinilai kurang efektif dalam mencegah aktivitas ilegal.

Baca Juga: DBD Merebak di Jakarta Pusat, Cempaka Putih Laporkan 138 Kasus Tertinggi

Usulan pembangunan tembok ini mencuat di tengah semakin gencarnya tindakan pemberantasan pusat-pusat penipuan daring di kawasan Asia Tenggara, terutama di perbatasan Thailand dengan Myanmar dan Kamboja.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), wilayah-wilayah perbatasan tersebut telah menjadi lokasi perdagangan manusia dalam skala besar. Ribuan orang telah menjadi korban eksploitasi oleh kelompok kriminal dalam beberapa tahun terakhir.

Pada akhir pekan lalu, Kepolisian Thailand menerima 119 warga negara Thailand yang dipulangkan oleh otoritas Kamboja setelah penggerebekan di Poipet. Secara keseluruhan, lebih dari 215 orang telah dievakuasi dari markas pusat penipuan di Kamboja.

Baca Juga: Grab Mulai Operasikan Layanan Pengantaran Makanan di IKN Pakai Kendaraan Listrik

Jaringan penipuan telekomunikasi ini telah beroperasi selama bertahun-tahun di kawasan Asia Tenggara, bahkan menjangkau korban hingga ke Afrika Barat.

Perhatian terhadap kejahatan ini meningkat setelah kasus penyelamatan aktor asal China, Wang Xing, pada Januari lalu. Wang Xing awalnya dijanjikan pekerjaan di Thailand, namun ia justru diculik dan dibawa ke pusat penipuan di Myanmar.

Halaman:

Tags

Terkini