Tudingan Rusia kepada AS Terbukti, Berbagai Jenis Senjata Dikirim ke Ukraina Sejak Tahun Lalu

photo author
- Minggu, 6 Maret 2022 | 13:57 WIB
Rudal Javelin, salah satu jenis senjata yang dipasok AS ke Ukraina. (Melkianus HE)
Rudal Javelin, salah satu jenis senjata yang dipasok AS ke Ukraina. (Melkianus HE)

kaltenglima.com - Tudingan dan peringatan Rusia bahwa AS berada di balik layar perang yang berkecamuk saat ini terbukti. AS sudah memasok senjata ke Ukraina sejak 2021.

Tudingan Rusia ini setidaknya terbukti, ketika salah seorang Anggota Layanan Ukraina mengaku, dirinya, ikut membongkar rudal anti-tank Javelin. Rudal dikirim dengan pesawat sebagai bagian dari AS.

Sebelumnya, Rusia telah berulang kali memperingatkan AS dan negara-negara anggota NATO di Barat, agar tidak memasok Ukraina dengan senjata modern.

Secara sembunyi-sembunyi, AS sudah mengirim peralatan militer senilai jutaan dolar ke Ukraina pada Desember 2021. Tindakan AS dan Barat dinilai Rusia sebagai tindakan adalah tindakan provokasi.

Soal pengiriman peralatan militer mematikan dari AS ke Ukraina pernah diungkap media tersohor AS, The Washington Post. Media ini mengutip akuntansi transfer dan penjualan yang tidak diklasifikasikan.

The Washington Post memberitakan, Washington sudah mengirim senjata ke Ukraina yang berguna untuk pertempuran perkotaan. Jenis senjata dimaksud seperti peluncur rudal M141, senapan M500, peluncur granat Mk-19, dan senjata mini M134.

Dalam rentetan terbaru pengiriman senjata oleh AS ke Ukraina, berupa sistem rudal Javelin. Sistem tersebut digunakan oleh militer Ukraina dan batalyon nasionalis untuk menargetkan kendaraan lapis baja Rusia.

"Ini (pengiriman peralatan militer AS ke Ukraina) adalah proses yang berkelanjutan. Kami selalu melihat apa yang dibutuhkan Ukraina, dan kami telah melakukan ini selama bertahun-tahun hingga sekarang," ujar sumber The Washington Post.

"Kami baru saja mempercepat proses mengidentifikasi persyaratan dan mempercepat konsultasi kami juga dengan Ukraina, berbicara dengan mereka setiap hari, berbeda dengan pertemuan berkala yang kami lakukan sebelum krisis ini," tutur sumber melengkapi infonya.

 

Dalam perkembangan terbaru, saat invasi memasuki hari ke-10, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sanksi Barat mirip dengan perang. Ia menginginkan sikap netral dari Ukraina yang berencana bergabung NATO (Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara).

"Sanksi yang dijatuhkan ini mirip dengan deklarasi perang tetapi syukurlah belum sampai ke sana," kata Vladimir Putin, dikutip dari pikiranrakyat.com, Minggu, (6)3/2022).


Negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, hingga anggota Uni Eropa menekan Rusia dengan sanksi ekonomi yang menyasar bank, korporasi, oligarki milik Moskow.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Deni Hariadi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X