kaltenglima.com - Rezeki adalah sebuah kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT dan kenikmatan ini sangat diinginkan dan diharapkan oleh semua manusia. Allah SWT sudah menentukan takaran rezeki untuk setiap hambanya.
Mendapatkan rezeki adalah impian setiap orang. Salah satu untuk mencapainya adalah rajin beribadah dan berikhtiar.
Tapi, letika rezeki terasa terhambat padahal usaha sudah semaksimal mungkin dilakukan. Mungkin ada penyebabnya yang menjadikan rezeki yang didapat terasa terhambat.
Maka dari itu Allah SWT memerintahkan hambanya untuk selalu bekerja keras untuk memperoleh rezeki dan mengingatkan carilah pekerjaan yang halal.
Syekh Ali Jaber mengungkapkan beberapa alasan mengapa rezeki seret dan sulit didapatkan meski rajin ibadah.
Penyebab rezeki seseorang seret meski doyan Ibadah kata Syekh Ali Jaber karena sering melakukan kelakuan atau kebiasaan ini.
Menurut Syekh Ali Jaber, hanya ada satu penyebab mengapa rezeki seseorang seret dan sempit, alasannya diluar dugaan.
Bahkan penyebab rezeki seret dan sempit ini tidak jarang sering kita lakukan tanpa sadar.
Dengan kelakuan ini, menjadi penyebab mengapa rezeki sulit didapatkan bahkan bisa miskin permanen kata Syekh Ali Jaber.
Dikutip dari PortalSulut.com dengan
judul Doyan Ibadah tapi Rezeki Seret? Hindari Kelakukan Ini Kata Syekh Ali, Bikin Anda Miskin Permanen
Syekh Ali Jaber mengatakan jika manusia terlalu banyak masuk ke urusan Allah.
Menurut Syekh Ali Jaber, manusia terlalu banyak masuk ke urusan yang bukan bagiannya. Sehingga tidak heran rezekinya itu seret dan sempit.
"Urusan rezeki adalah urusannya Allah SWT. Kita selalu memikirkan hal-hal yang semestinya bukan urusan kita, itu sebabnya kurang kepercayaan kita terhadap takdir rezeki yang sudah ditentukan oleh Allah SWT," kata Syekh Ali Jaber dikutip dari kanal YouTube Safira Media.
Ulama kharismatik ini juga mengatakan, jika setiap manusia memiliki iman yang sempurna terhadap takdir, apalagi urusan rezeki, maka hidup dipastikan akan bahagia dan tidak terlalu banyak memikirkan hal itu.
"Nikmati apa adanya, kita hidup dengan apa adanya, maka kita menjadi hamba yang bersyukur. Ketika kita memiliki kesusahan dan kesulitan, kita menjadi hamba yang sabar. Maka itulah sebenarnya urusan kita, bukan melihat kehidupan orang lain," kata Syekh Ali Jaber. ***
(Alfian Limpaton/PortalSulut)