kaltenglima.com - Buya Arrazy Hasyim, seorang ulama muda yang mengkaji ilmu tasawuf secara terbuka di media sosial You Tube, sementara ulama lain lebih berhati-hari dengan ilmu ini, dan lebih memilih mengungkap rahasia Illahi pada komunitas terbatas di majelisnya saja.
Tetapi pada tulisan ini tidak mengungkap materi ketasawufan, akan tetapi mengungkap cerita lain dari sosok ulama dari tanah Minangkabau ini. Ya, cerita yang disukai banyak orang, cerita cinta.
Mengutip dari chanel You Tube Dr. KH. Abdul Wahid Hasan, seorang literan/penulis dan dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), Guluk-guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, kisah cinta Buya Arrazy diceritakan.
Sebuah tampilan konten You Tube milik akun Abdul Wahid Hasan dimulai dengan lafal Bismillahirrohmannirrohim tampil dengan seberkas cahaya keemasan dilatarbelakangi poligon yang tersusun bagai sarang lebah, video kisah cinta Buya Arrazy diceritakan.
Cerita kisah cinta Buya Arrazy Hasyim ini muncul ketika melakukan kegiatan dakwah ke daerah Madura seperti ke Ponpes Maktab Nubdzatul Bayan, Ponpes Nurul Falah Bunangkah Pusat Pegantenan, dan Raudhatut Tholibin, Blaban, Batumarmar; Ponpes Nurus Salam Saba Tambak, Palengaan, Pamekasan. Terakhir di Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan.
Abdul Wahid Hasan menarasikan keharmonisan sosok Buya Arrazy Hasyim bersama istrinya Neng Ely Ermawaty, seorang wanita asal Tuban yang sama-sama satu alumnus di Pondok Pesantren Darussunnah.
"Kisah perjalanan rumah tangga Buya Arrazy Hasyim dan Ely Ermawati layak dijadikan inspirasi bagi generasi muda sebelum membina biduk rumah tangga," kata Abdul Wahid Hasan.
"Eli Ermawati terlihat sering mendampingi Buya Arrazy Hasyim, dari subuh sampai malam hampir penuh selama berhari-hari. Seperti Pekan Ngaji 7 Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata pada Rabu malam (5/1/2022)," imbuh Abdul Wahid Hasan mengutip Radar Madura.
Diketahui, Buya Arrazy Hasyim lahir pada 1986 dan mulai belajar di Pesantren Darussunnah, Ciputat pada 2004. Di pesantren inilah Buya Arrazy Hasyim bertemu dengan Eli Ermawati, mulai belajar di Darus Sunnah International Institute of Hadith Science, Ciputat mulai tahun 2007.
Setahun berada di pesantren, keduanya belum saling mengenal. Apalagi, Buya Arrazy Hasyim dikenal sebagai santri yang kurang pergaulan (kuper).
Seiring berjalannya waktu, mereka dipertemukan dalam satu majelis ilmu. Kebetulan Buya Arrazy diminta menggantikan Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub, yang sedang berhalangan mengajar. Saat itu, Buya Arrazy masih berstatus mahasiswa semester akhir.
Rasa cinta Eli muncul ketika pertama mendengar suara Buya Arrazy Hasyim. Diam-diam Ely penasaran. Sebab, dia menilai penjelasan Buya Arrazy Hasyim mengena di hatinya dan dirasa berbeda dengan pengajar pondok yang lain. ”Saat itu saya mendengar dengan jelas ada suara yang menyebut bahwa, ’itu calon suamimu’. Saat itu saya langsung bacakan Alfatihah untuk dia,” kenang Ely.
Rasa penasaran Ely itu makin bertambah. Namun, kehidupan pesantren ada batas antara santri putra dan putri, maka saat itu rasa itu hanya dipendam.
”Jadi kalau ada cinta pada pandangan pertama, bisa dibilang saya cinta pada pendengaran pertama,” jelasnya.
Mungkin sudah jodoh setelah kejadian itu, Allah memberikan jalan kepada pasangan ini mengikat janji dalam pernikahan, pada 11 Juli 2010 di Darus Sunnah.